Oleh: Maydivani Pratiwi
Menyangkup masalah teman, aku mempunyai teman kecil yang bahkan bisa kuanggap sebagai teman, sahabat, bahkan saudara. Aku mengenalnya saat masih di Taman Kanak-Kanak atau TK, kita sudah sangat dekat mulai dari saat itu. Orang-orang bahkan sudah tak bisa memisahkan kita berdua, kita sudah seperti di beri perekat yang tak bisa terlepas saat itu
Menaiki tingkat sekolah dasar, kami tetap selalu bersama,duduk bersama,dan melakukan semua hal bersama. Dia anak yang pintar, dia selalu mendapat peringkat 1 dan diriku yang berada di peringkat 2. Dia juga sudah menjadi partner lomba ku saat masih SD, kita selalu diikutkan lomba yang sama, mulai dari Cerdas Cermat, lomba senam, dan masih banyak lagi. Sampai sekarang aku masih tak bisa melupakan jika kita belajar bersama, makan bersama, bermain bersama, semuanya kulakukan bersama dia. Kita seperti diikat oleh takdir sebagai seorang teman. Namun, saat dia memutuskan untuk memasuki pesantren dan aku memasuki sekolah menengah pertama negeri, kami terpisah.
Saat itu tiba, kita sudah tak lagi melakukan hal bersama-sama karena dia yang telah memasuki asrama. Semuanya terasa berbeda, sikapku yang pemalu, tidak gampang bergaul dengan orang baru, dan susah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru membuat diriku sendiri merasa kesulitan bersosialisasi. Hari pertama sekolah aku seperti orang asing yang tak kenal siapapun, padahal teman sekelasku saat SD juga sekelas denganku lagi saat SMP, namun aku tetap merasa kesulitan,aku bahkan duduk paling belakang. Lem perekat yang tidak bisa terlepas saat itu kini mulai memudar. Namun, aku harus mengerti keadaan, kita berdua tetap harus menggapai cita-cita masing-masing agar dapat bertemu kembali saat besar nanti. Yang selalu kuharapkan dari dulu, semoga kita tetap masih bertemu di masa depan dan masih bisa mengingat masa lalu bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar