Oleh: Rezki Rahayu HM
Hai perkenalkan nama saya Cinta, aku tinggal di sebuah desa kecil bersama keluargaku. Aku dulunya tinggal di kota bersama keluargaku, ayahku bekerja di sebuah bank terbesar di kotaku tapi ketika ayahku pensiun aku kembali ke kampung ayahku. Selama aku tinggal di kota ayah aku tidak pernah manjain aku, aku selalu hidup mandiri di mana aku harus bisa biyayain sekolah aku sendiri, di mana aku bisa memenuh kebutuhan aku tanpa repotin orang lain, ayah aku sudah tanamkan itu sejak aku kecil. Jadi, untuk hidup di desa itu tidaklah sulit. kami di terima dengan baik di kampung itu. Jelas hidup di kota dengan hidup di desa sangat berbeda. di mana di desa masih mempertahankan budi pekerti orang dahulu /leluhurnya, berbeda dengan di desa yang hidup modern, dan sedikit dari mereka yang sudah lupa akan budi pekerti mereka.
Hai perkenalkan nama saya Cinta, aku tinggal di sebuah desa kecil bersama keluargaku. Aku dulunya tinggal di kota bersama keluargaku, ayahku bekerja di sebuah bank terbesar di kotaku tapi ketika ayahku pensiun aku kembali ke kampung ayahku. Selama aku tinggal di kota ayah aku tidak pernah manjain aku, aku selalu hidup mandiri di mana aku harus bisa biyayain sekolah aku sendiri, di mana aku bisa memenuh kebutuhan aku tanpa repotin orang lain, ayah aku sudah tanamkan itu sejak aku kecil. Jadi, untuk hidup di desa itu tidaklah sulit. kami di terima dengan baik di kampung itu. Jelas hidup di kota dengan hidup di desa sangat berbeda. di mana di desa masih mempertahankan budi pekerti orang dahulu /leluhurnya, berbeda dengan di desa yang hidup modern, dan sedikit dari mereka yang sudah lupa akan budi pekerti mereka.
Setelah aku pindah di kota itu aku adalah salah satu gadis tercantik yang ada di desa itu, kata merekasih. Selama aku tinggal didesa aku sering pergi ke sawah untuk membantu ayahku dan membawakannya makan siang. Tidak ada yang berubah dari saya, saya masih memakai pakaian kota, bersikap seperti orang kota. Meskipun begitu aku masih bersikap baik dengan orang kampung tersebut, aku ramah, tidak sombong dan banyak bergaul dengan perempuan-perempuan dari desa tersebut.
Hingga suatu ketika masalah muncul, hingga aku di asingkan oleh penduduk desa entah itu karna apa aku tidah tahu, aku di anggap menbawa bencana di kampung, aku di anggap pembawa sial. Karena aku sedikit mengajarkan pekerjaan yang ada di kota seperti, salon, bagaimana menggunakan elektronik, bagaimana berbahasa inggris dll. Hingga aku di kira menghasut para wanita desa untuk pergi ke kota, padahal tidak sama sekali. Karena perempuan-perempuan desa berlaga seperti orang kota dan ingin pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Di mana di desa itu masi kental dengan kepercayaan bahwa perempuan itu tugasnya di dapur tidak untuk bekerja. Come on, this is the modern era no one believes anymore!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar