Oleh: ALFANI RISMAENITA
Namaku Vina, siswa baru yang sedang jatuh cinta
dengan teman barunya. Dulu, kupikir
tidak ada kata cinta pada pandangan pertama. Kukira cinta semacam itu hanya
sebuah cerita fiksi yang hanya terdapat di komik atau novel romance. Sampai
akhirnya, cinta itu jatuh padaku. Namun sayangnya cintaku bisu, selama ini dia
hanya bisa diam. Dia selalu bersembunyi dibalik kata “gengsi mengungkapkan
rasa”. Kisah ini berawal dari kali pertama bertemu dengan dia. salah tingkah
aku dibuatnya, hampir saja aku menabrak gerbang sekolah baruku karena
senyumannya. Laki-laki itu datang dengan senyum yang membuat jantungku menari
ditempat. Mungkin kalimatku terlalu alay untuk dibaca, namun itulah
kenyataannya.
Awalnya kami hanya berbincang via
whatsapp, karena memang saat ini proses pembelajaran hanya berlangsung secara
daring karena pandemi yang berlangsung. Namun karena suatu kesempatan kami
bertemu untuk pertama kali di sekolah. Aku bukan tipe wanita yang mudah jatuh
cinta, tapi laki-laki itu hebat! Dia membuatku jatuh sejatuh-jatuhnya. Setelah
pertemuan itu, sepertinya dia tak merasakan apapun, bahkan mungkin setengah
dari perasaanku padanya enggan ia balas. Namun syukurlah, setelah pertemuan itu
kami masih sering berkomunikasi, walau hanya berdiskusi tentang tugas atau
hanya mengajak untuk bermain game online bersama. Aku memang ahli dalam
menyembuyikan perasaan, dan sampai saat ini Alhamdulillah!! Perasaanku masih
kuat bersembunyi.
Mungkin dia sedang membaca pentigraf
ini. Dan mungkin saja dia paham, bahwa laki-laki yang sedari tadi kusebut
adalah dirinya. Namun jika benar ia tau semua ini tentang dirinya, kuharap ia
berpura-pura tidak tahu saja tentang perasaanku padanya. Aku tidak ingin sebuah
pertemanan rusak hanya karena kata cinta. Dan untuk diri sendiri, mari kita bangkit
dan berjuang sekali lagi. Berjuang untuk menyimpan perasaan yang sudah lama
bersembunyi. Biarkan... biarkan saja cinta itu tersemat dalam pentigraf ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar