Oleh: Nasyriah nur Aisyah
Di keheningan malam seorang gadis duduk dikursi kayunya dan menatap keluar jendela. Dia sedang menatap perhiasan langit yang bersinar begitu terang, desiran angin bertiup begitu kencang seolah bersiap untuk melenyapkan kehangatan, sangat dingin. Rambutnya yang ia biarkan tergerai begitu saja tertiup oleh kencangnya angin. Aku tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan, ia duduk termenung, pikirannya membawanya pergi.
Saat malam mulai larut, awan mulai menutup bulan sehingga tidak ada lagi sinarnya yang indah hanya ada kegelapan. Gadis itu tetap bertahan pada posisinya, sama sekali tidak ada tanda tanda ingin beranjak dari tempatnya. Saat air mulai menetes dari langit aku melihatnya mendongak seolah inilah yang ia tunggu. Bibirnya melengkung keatas namun aku melihat matanya mengeluarkan butiran air, aku yakin dengan apa yang aku lihat.
Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi padanya, tapi dapat aku pastikan ia tidak sedang baik baik saja. Dari caranya mengusap wajahnya dengan punggung tangannya serta bahunya yang bergetar tidak menandakan adanya kebahagiaan. Aku tidak berniat untuk ikut campur dengan urusan orang lain, sama sekali tidak berniat, tapi melihatnya menangis aku tidak bisa, seolah aku ikut merasakan kesedihannya, "tuhan tolong berilah gadis itu kebahagiaan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar