Oleh : Maydivani Pratiwi
Kita sama, kita sama sama memiliki organ tubuh, kita sama sama berada di bumi,kita sama sama menghirup oksigen,kita juga seiman layaknya tak ada halangan untuk kita berdua, namun ada sesuatu yang membuat kita berbeda, perasaan, yaa perasaan kita berbeda. Kita sama sama saling menyukai tapi, aku menyukaimu dan kau menyukainya. Sebuah rasa yang entah kapan akan berubah, walau kutau yang kulakukan hanya membuang waktu. Aku yang saat ini tak pernah bisa terlihat olehmu hanya dapat memandangmu dari jauh. Aku selalu iri dengan orang orang disekitarmu, bisa berada dekat denganmu dan bisa bercanda tawa denganmu,entah kapan aku bisa merasakan itu.
Aku selalu berkhayal jika aku yang saat ini bisa dekat denganmu. Aku tak bisa berharap lebih bahwa perasaanku akan dibalas olehmu,karena aku juga tak bisa menjamin aku bisa menjaganya, aku juga tak berharap memiliki hubungan spesial denganmu karena kutau itu hal yang tidak mungkin terjadi. Aku hanya bisa berharap bisa terus melihatmu walau dari jauh. Aku hanya ingin menjadi teman dekatmu,bisa mengenalmu lebih dalam tanpa khawatir akan perubahan, kehilangan, atau apalah itu. Ketika bangun dipagi hari kutatap indahnya matahari yang muncul, kau selalu muncul dalam pikiranku, ketika melihat indahnya langit berwarna jingga yang biasa orang-orang sebut senja, kau juga muncul dalam pikiranku, bahkan juga saat aku melihat bulan yang menerangi gelapnya langit malam yang indah,kau juga muncul bersamaan dengan diriku yang sedang merangkai kata-kata indah untuk memori dikepalaku. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan perasaan ini jika kau selalu menghantui pikiranku?
Aku tak mengerti kenapa aku bisa bertahan dengan perasaan yang seperti ini sampai sejauh ini, aku hanya menuruti kata hatiku. Aku sangat tak paham dengan diriku sendiri, semuanya hanya mengalir dengan deras seperti air terjun. Semuanya kulakukan entah atas dasar apa,bukan karena terpaksa bukan karena sedang kurang kerjaan, entah karena apa,semuanya seperti puzzle yang harus kupecahkan sendiri tanpa dibantu orang lain. Aku tidak menyangka bisa menahannya sampai selama ini, tanpa adanya kepastian apa lagi sebuah tanda kalau aku memiliki harapan dan diberi kesempatan. Aku menunggunya seperti orang bodoh, sangat bodoh,padahal aku mengerti situasiku sekarang sangat tidak memungkinkan,tapi aku masih tetap melakukannya, bodoh bukan?.Namun aku selalu berdoa pada tuhan untuk mempertemukanku dengan seorang yang memang hanya untukku, jadi jika memang bukan dia, aku bisa apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar