OLEH: ALFANI RISMAENITA
Kematian saudari pasti tidak
terlepas dari kata sedih. Apalagi jika yang meninggal adalah saudari kembarmu
sendiri. Namun, pernahkah kamu membayangkan akan melihat kuburanmu sendiri??
Namaku Fani aku punya saudari kembar, Fina namanya. Kami kembar identik,
kemiripan wajah dan tubuh kami memberi kami kesempatan untuk bertingkah jahil.
Kami sering bertukar posisi dia kadang menjadi aku, dan akupun sebaliknya. Kami
berbagi tempat tidur yang sama, disekolah kami duduk di kelas yang sama. Kami
selalu melakukan kegiatan apapun secara bersama. Bahkan kami menyukai pria yang
sama, namun akhirya pria itu berpacaran dengan Fina bukan denganku. Wajah kami
memang mirip namun entah kenapa aku merasa tidak begitu, dia lebih menarik
dariku, dia lebih popular, bahkan dia lebih disayang oleh orangtuaku. Kata
orang, jika salah satu anak kembar merasakan sakit maka kembarannya juga akan
merasakan hal yang sama walau terpisah jarak yang sangat jauh. Tolong kali ini
percaya padaku!! Hal itu tidak benar, Fina tidak pernah merasakan sakitku, dan
aku pun sebaliknya. Dia hidup bahagia sedang aku hidup dalam depresi.
Aneh memang melihat kuburanmu
sendiri, Bahkan lebih aneh kau melihat namamu terukir di batu
nisan beserta tanggal kelahiran serta kematianmu disana. 'FANI, lahir 29 February 1998, wafat 23 Maret 2020'. Malam itu, aku dan
saudariku meminta izin agar pulang
terlambat. Aku mengatakan akan datang ke pesta temanku sedang saudariku akan
lembur kerja malam itu. Yah, memang benar dia sudah mendapat pekerjaan yang
bagus, sedang disini aku masih menjadi pegangguran. singkat cerita setelah pulang, aku lagsung tidur nyenyak dikamar namun saudariku belum juga pulang. Mungkin sekitar pukul tiga dinihari aku dibangunkan
oleh suara dering telepon rumahku. Mungkin ibu dan ayah masih tertidur nyenyak
karena itu aku beranjak dari kasurku menuju lokasi telepon rumah. Segera
kuangkat telepon itu. “Dengan keluarga dari Fani??” Tanya laki-laki diseberang
telepon sana. “Ya, aku saudarinya” jawabku. “Maaf telah mengganggu jam tidurmu
namun kami menemukan saudarimu tewas disamping lokasi bar yang semalam menjadi lokasi party. Kami menemukan bekas tikaman sepuluh kali tepat pada bagian dada
kirinya. Kami berharap agar keluarganya dapat segera datang ke lokasi untuk
mengidentifikasi korban.” Jelasnya. Aku segera menutup telepon dan mengetuk
pintu kamar orangtuaku. Setelah mendengar ceritaku, ayahku segera mengambil
kunci mobil lalu kami bertiga menuju lokasi yang disebut tadi. Sesampainya
disana, aku melihat mayat saudariku disana. Bagaimana aku tak mengenalinya,
kami punya wajah dan tubuh yang sama. Aku menahan tangisku sedangkan ibuku
sudah jatuh pingsan disana. Seorang detektif mengajukan pertanyaan yang kujawab satu persatu. Dan sepertinya dia sedikit terkejut mengetahui bahwa kami bukan
sekedar saudari, namun juga kembar identik. Detektif itu berpikir bagaimana
jika sang pembunuh itu salah target? Detektif juga menemukan motif pembunuhan
yakni perampokan, namun yang aneh adalah satu-satunya barang yang diambil
hanyalah handphone saudariku. Ini menjadi semakin rumit.
Setelah meninggalkan kantor
polisi, pemakaman pun berlangsung. Tidak ada tangisan, aku hanya ingin tertawa.
Kekasih baruku datang dan turut mengucap bela sungkawa atas kematian saudariku.
Setelah pemakaman selesai ayah ibu masih ingin tetap disini untuk membacakan
ayat suci kepada saudariku. Aku pulang lebih dulu diantar oleh kekasihku. Di
dalam mobil aku mengambil handphone ku dan membuka pesan teks. Dari Kak Fina:
Tentu saja aku akan menjemputmu, share lokasimu yah... (Hapus) Dari Kak Fina:
Aku sudah ada di samping bar tempat partymu, kamu dimana? (Hapus). Haha dia
sudah dikubur dengan namaku. Karena hanya nama yang bisa membedakan kami.
Kekasihku dengan tenang menyetir mobil tanpa tahu bahwa kekasihnya telah
meninggal. Dulu saudariku punya segalanya. Dia punya pekerjaan yang bagus,
orangtua yang sayang padanya, ditambah lagi kepopuleran serta punya kekasih
yang tampan. Tapi kali ini, semuanya milikku. Benar-benar semuanya. Maafkan aku
Kak Fina sayang, terkadang butuh sedikit pengorbanan agar kau mendapatkan apa
yang kau inginkan sedari dulu. Waktu kecil kita sering bermain tukar posisi,
sekarang mari kita bermain permainan yang sama untuk selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar