Oleh: Nur Suci Qalbi. M
Di suatu pagi yang masih tertutup kabut embun embun pagi, Ayah menghampiri Dika yang masih tertidur lelap di dalam Tenda, " Dika ayo bangun Sebentar lagi fajar akan terbit" Ucap Ayah yang berusaha membangunkan Dika dari luar tenda, di sana sangat dingin, suhu hampir bernilai minus, " ya ampun ayah, di sini dingin sekali rasanya badanku membeku" sahut dika yang baru bangun, "kenakan jaketmu dan segeralah keluar kemari ayah telah membuatkan segelas susu hangat untukmu" Kata Ayah. Dika pun keluar dari tenda dan meminum susu yang telah dibuatkan oleh ayahnya, setelah meminum habis susu tersebut, Dika disuguhkan semangkok mie instan oleh ayahnya, dan makanan itu tak sampai 3 menit langsung ludes oleh Dika, Setelah sarapan Dika dan ayah pergi ke Pinggir Tebing Gunung untuk melihat matahari terbit, dengan mengenakan jaket yang sangat tebal karena cuaca dingin, Dika dan ayahnya berjalan di sekitar tendanya, sambil melihat matahari terbit Dika juga mencoba mencari jaringan Untuk ponsel selulernya di pinggir tebing. Saat jaringan masuk ke ponsel Seluler Dika, serentak langsung bunyi notifikasi dari aplikasi chat yang ada di ponsel Dika, dan isi dari notifikasi tersebut adalah pemberitahuan untuk Dika, agar datang ke sekolah untuk mengambil ijazah SMP nya jam 11 pagi nanti.
Maka dengan terpaksa Dika dan ayahnya harus turun gunung tepat jam 8 nanti, agar tepat waktu untuk tiba di rumah dan Datang Kesekolah untuk mengambil ijazah. Ayah dan Dika pun kembali ke tenda untuk mengambil barang-barang dan membongkar tenda yang telah dibangunnya kemarin, dengan perasaan tidak siap, Dika dan ayah terpaksa pulang. Dika dan Ayah harus berjalan kaki sejauh kurang lebih satu setengah kilometer untuk sampai di parkiran mobil dari atas gunung, Di tengah perjalanan turun dari atas gunung, tiba-tiba sebuah ranting pohon penyangga kaki kanan Dika, Dan Dika pun langsung terempas jatuh ke tanah, "Aduh... " sontak Kata Dika, dan tak tahu kenapa terdengar juga suara "Aduh..." dari kejauhan. Dika pun kembali berdiri dan bingung ia bertanya "Siapa yang teriak sama sepertiku tadi yah?" Tanya dika, Dika kembali berteriak "Siapa Kamu?..", dan muncul lagi suara yang mengatakan sama seperti apa yang dikatakan Dika, "Siapa Kamu?.." Kata Suara itu, Dika pun makin bingung dan kembali berteriak "Dasar Pengecut, Perlihatkan dirimu kedahapanku!", dan lagi-lagi terdengar suara Sama persis dengan apa yang dikatakan Dika, Dika jadi makin bingung dengan apa yang ia dengar saat itu, dan ayahnya hanya tersenyum melihat tingkah anaknya itu.
Ayahnya pun menjelaskan kepada Dika bahwasanya itu adalah Gema yang memantulkan suara kita jika kita berteriak di Gunung, dan Dika pun makin bingung akan hal itu, "Kenapa suaraku dapat bergema diatas gunung ayah? " Tanya Dika Pada Ayahnya, " Karena Gema dapat terjadi di lereng-lereng gunung, jurang, atau di tempat-tempat yang letak dinding pantulnya berjauhan dengan sumber bunyi. Jika kita berteriak, tidak lama kemudian terjadi bunyi pantulannya. Pemantulan pada gema terjadi setelah bunyi selesai diucapkan" Jelas Ayahnya, "Oh Seperti Itu ternyata ya Yah" Jawab Dika. Perlahan, Dika pun mengerti bahwa itu hanyalah pantulan suaranya. Ayah dan Dika pun melanjutkan perjalanannya dan akhirnya tiba di rumah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar