Sabtu, 05 September 2020

Keraguan Dalam Mimpi


 Oleh: Rezki Rahayu HM
            Aku terdiam sejenak di balkon rumah, sambil di terangi oleh sinar-sinar bintang yang begitu indah. Aku berfikir ada hal apa lagi yang Tuhan ciptakan untuk saya. Apakah itu sebuah kebahagiaan? ataukah sebuah cobaan untuk menguatkan saya? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu. Di mana kami harus siap untuk menghadapinya. Di mana ketika matahari mulai terbit di saat itulah kita memulainya. Terkadang pagi terlalu cepat bertemu, rasanya aku belum siap untuk bertemu, tetapi, kita harus siap karena banyak hal baik yang harus kita jemput hari ini. Karena waktu terus berjalan entah itu sedih, bahagia, senang, bahkan keadaan terpuruk pun waktu terus berjalan tanpa henti, hanya saja yang membedakan waktu siang dan malam. Karena  hidup di dunia ini  tidak akan pernah seperti novel yang di mana kita bisa membuka halaman pertama untuk mengulang kejadian yang pernah kita alami. It is impossible. 

            Saya adalah seorang mahasiswa di yogyakarta dengan fakultas sastra pendidikan bahasa. Di mana saya mengambil jurusan itu karna dari kecil saya bermimpi membuat sebuah novel yang disukai dan bisa menceritakan tentang hidup saya dengan melulis, agar bisa membagi pengalama saya kepada  semua orang. Di mana cita-cita itu terus saya pertahankan hingga nantinya tiba di titik yang sepantasnya. Sejak saya kecil, saya selalu mengira bahwa  menjadi seorang penulis hanyalah pekerjaan yang gambapang. Tetapi tidak sama sekali yang seperti saya bayangkan,  Tidak semudah membalikkan telapak tangan dan mengedipkan mata. Ketika saya masuk di profesi itu barulah saya sadar menjadi seorang penulis itu tidak gampang.

            Saya selalu meluangkan waktu saya untuk menulis entah itu tentang kehiduapn saya ,sekitar saya atau bahkan imajinasi saya, bayak judul novel yang sudah saya tulis tetapi saya ragu untuk menerbitkannya karena saya takut tulisan saya tidak di sukai oleh orang lain. Tulisan-tulisan itu hanya ibu saya yang saya perlihatkan. Dan semua keluh kesahku, saya menceritakanya kepada ibu saya. Ibu saya selalu berkata "Nak Daun yang jatuh tak perna membnci angin'', kau harus seperti itu kamu membiarkan diri mu terjatuh begitu saja, dan tak melawan dan selalu mengikhlaskan karena akan tiba di saat di mana kamu tidak akan ada yang menjatuhkanmu lagi. Tetapi ketika kamu tidak bertindak hanya rasa keraguaan yang kamu tanamkan di dirimu percayalah your will never succeess. Sejak itulah saya berani memperlihatkan tulisan saya. Pertama hanya teman-teman saya terlebih dahulu kuperlihatkan ternyata mereka bilang tulisanku sangat bagus. Aku mendapatkan semangat dari keluarga dan temen-temenku saat itu juga lah aku berani untuk menerbitkan buku saya, banyak hal  saya lewati sampai saya tiba di titik itu. Saya menulis pagi sampai pagi, begadang, pola makan tidak teratur. Tetapi semua itu terbayarkan. Buat kalian yang masih ragu, get rid of your doubts, and act

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamu dengan Segudang Khasiat

  By: Nasyri’ah Nur Aisyah    Apasih yang pertama kali terlintas dipikiran kalian setelah mendengar kata 'jamu'? Dalam Peraturan Men...