Oleh: Nur Suci Qalbi. M
Cuaca sangat cerah, mentari bersinar dengan silau, Dan Angin bertiup sejuk. Tapi hari ini bukan lah hari keberuntungan bagiku, hari yang begitu menyakitkan dan membuatku harus tinggal beberapa hari di rumah sakit. Karena kecerobohanku yang terlalu buru buru berangkat kesekolah, dan akhirnya terjadi hal yang tidak diharapkan, Aku terserempet sebuah motor saat tengah menyeberangi jalan, dan keadaan ini membuatku trauma. Perlahan ku buka kedua mataku, dan Kulihat ada seorang laki laki berada disamping kasur tempatku berbaring, "Alhamdulillah, kamu sudah sadar dek" ucap laki laki tersebut, Aku hanya terdiam, aku coba mengingat apa yang telah terjadi padaku, aku menyengir kesakitan merasakan luka-luka lecet yang ada di tubuhku, dan luka dalam yang kurasakan di bagian kakiku. Dan akupun tersadar ternyata laki laki tersebut adalah dokter yang merawatku. "Alhamdulillah nak, apa yg kamu rasakan sekarang? Apa Ada yang sakit? Tanya Ibuku padaku, " Tidak Bu, Aku merasa lebih baik sekarang, tetapi kepalaku agak pusing" Jawabku Lemas, "Ya sudah kamu istirahat saja dulu" balas ibuku. "kamu jangan banyak bergerak ya, istirahat yang cukup dan minum obatmu dengan teratur, agar kamu cepat pulih!!.”, pinta dokter tersebut. Aku mengangguk paham apa yang telah dikatakan kepadaku. “Ya sudah saya tinggal dulu, mari ibu.. ”, katanya smbil tersenyum pada ibuku.. Setiap hari selalu aku nanti kedatanganya untung mengecek kesehatanku.
Tiga Hari Berlalu, kurasa tubuhku sudah jauh lebih membaik, dan aku sudah bosan dirawat di rumah sakit ini, dan aku mengambil inisiatif untuk berjalan-jalan ke taman di sekitar rumah sakit tersebut, aku juga melakukan ini agar kaki ku cepat pulih kembali. Aku berjalan dengan membawa infus ditanganku, dengan langkah agak pincang. Aku terhenti saat melewati sebuah lorong kecil menuju Kamar Perawatan Teratai, disana terlihat seorang gadis tengah duduk menunduk seperti sedang menangis, aku pun perlahan mendekati gadis tersebut, "Apa yang kamu lakukan disini? Kamu baik baik saja kan? " Tanyaku bingung pada gadis tersebut, Dia memandangku dengan tatapan tajam yang mampu membuatku dapat merasakan apa yang dia rasakan. "Kamu sudah lama sakit ya?" Tanyaku Lagi. Aku duduk disampingnya dan mengelus punggungnya. "Kamu siapa? Dari mana kamu tau? Apa yang kamu lakukan disini? Kenapa kamu mendekatiku? Kamu tidak takut denganku?" Jawabnya dengan cepat. " Perkenalkan namaku sarah, aku juga pasien dirumah sakit ini dari tiga hari lalu setelah aku mengalami kecelakaan". Ternyata benar Gadis itu adalah pasien lama di rumah sakit ini. Dia mengidap penyakit yang serius di dalam paru-paru nya. Sehingga membuatnya tidak bisa sekolah dan tidak memiliki teman-teman yang banyak. Setelah menceritakan semua itu, lagi-lagi dia menangis dan akupun memeluknya untuk memberinya semangat. sejak saat itu aku mempunyai teman baru dan dia juga mempunyai semangat baru.
Selang sehari Kemudian aku pun diperbolehkan pulang oleh dokter, dan tak lupa aku berpamitan dengan teman baruku itu. Esoknya aku pun kembali bersekolah, Sesampainya di sekolah aku bertemu dengan teman sebangkuku namanya Rara, aku dan Rara telah bersepakat untuk pergi ke toko buku sepulang sekolah nanti. Rara memang adalah orang yang sangat gemar membaca novel, tiada seharipun yang Iya lewatkan tanpa membaca novel. Sepulang sekolah pun kami berangkat ke toko buku, toko buku itu Terletak tidak jauh dari rumah sakit tempatku dirawat Beberapa hari lalu, dan Aku teringat dengan teman baruku di sana, aku menceritakan tentang teman baruku itu kepada Rara, dan Rara bersedia menemaniku untuk pergi menemui temanku di rumah sakit itu. Sesampainya di rumah sakit aku menemuinya di tempat yang sama saat aku menemuinya pertama kali, Dia terlihat sangat senang dan sontak memelukku. Hampir setiap hari aku mengunjunginya di rumah sakit dan hingga pada suatu hari ia mengatakan bahwa ia sudah dibolehkan untuk pulang kerumahnya. Dan Ia memutuskan untuk melanjutkan kembali sekolahnya ditempatku Bersekolah. Tiap hari aku menjemputnya di rumahnya agar aku bisa ke sekolah bersama dengannya. Rara, aku dan dia pun Bersahabat. Bulan berganti dengan bulan, hari demi hari pun berlalu. Dan tiba di suatu hari, saat aku datang ke rumahnya untuk menjemputnya ke sekolah bersama, di depan rumahnya terlihat ada keramaian, Aku merasa cemas ada apa sebenarnya, hatiku tak menentu seperti ada sesuatu yang membuatku gelisah. Kulihat satu persatu orang yang ada disana, mereka menangis dan mereka bersedih. Ada apa ini sebenarnya, tidak mungkin ini terjadi. Aku semakin kaget melihat sebuah ambulans datang. Akupun mendekat dan melihat sahabatku keluar dari ambulans diselimuti Kain putih dengan wajah putih pucat. Seketika aku histeris menjerit tangis seakan tidak percaya dengan semua ini. Aku hanya bisa menangis mengingat betapa besar perjuangannya melawan sakitnya, dia menangis, dia menahan sakitnya sendirian. Ribuan Air mata menjadi laut saksi terakhir pertemuan kita. Inilah takdir Tuhan, tidak ada yang bisa menetang, Kita hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar