Oleh : Muhammad Alfauzi Arif
Di tengah dinginnya malam seorang gadis tengah merenung dibalkon kamarnya entah apa yang ia pikirkan. Gadis itu terlihat sangat kacau,matanya yang sembab dan hidungnya terlihat begitu merah. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Shafa hanya butuh sandaran kali ini. Ia sangat rapu,dan rapuh.
Tiba²pintu kamar Shafa menampilkan sosok orang yang sangat berharga baginya. Ia adalah Citra,Ibu Shafa. Setiap shafa punya masalah, ibunya lah yang selalu menenangkannya. Hanya dia yang tau perasaannya saat ini.
"Nak, Shafa jangan nangis lagi yahh, ibu tidak tega melihat keadaan shafa sekarang"Ucap Citra sambil mengelus punggung anknya.
"hiks-hiks S-h-afa ngg-ak bisa ten-ang bu"Jawabnya disertai isakan tangis
"ibu tau kamu ank kuat, ibu nggak mau kamu kek gini nak, mana shafa yang ibu kenal kuat, ceria dan, selalu tersenyum? Mana"Tanya citra yang ikut menangis melihat keadaan ankx.
"bu apa yang harus shafa lakukan sekarang. Melepas atau trus mempertahankan Reygan bu".tanya smbil memeluk ibundax
"Kalau memang shafa merasa sudah tidak dihargai lagi lebih baik kamu melepaskannya nak. Mungkin benar melepaskan Tidak semudah itu tpi buat apa hubungan di pertahan kan jika ada salah satunya sdh merasa bosan nak. Apa kamu mau pertahankan hubungan yang tidak di dasari dengan cinta? Yh mungkin kamu cinta sma reygan tpi dia sudah tidak." ucap citra meyakini putri semata wayangnya.
Yah memang benar buat apa cinta di pertahankan jika hanya ada satu orang yabg berjuang? Memilih bertahan tapi sakit atau melepas meski tak rela? Semua takdir telah di tentukan sama sang pencipta...
Kali ini keputusan shafa sudah bulat. Ia lebih baik memilih mundur dari pada bertahan namun sakit.
" _Yhh Aku memilih mengalah dari pada harus bertahan dengan keadaan Sakit_."Ucap Shafa dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar