Oleh: Maydivani Pratiwi
Ini untuk dirinya yang selama 2 minggu terakhir ini telah berhasil memenuhi pikiranku tanpa henti. Aku tau rentetan abjad-abjad yang aku tulis saat ini tak akan dibaca olehnya, aku juga tak mungkin berani untuk mengungkapkannya langsung, jadi izinkan aku untuk menulis semuanya disini. Sebuah perasaan yang mungkin mustahil akan terbalas memang menyakitkan, harus kuakui hal itu bisa membuatku sebegitu tidak tenangnya, sampai-sampai aku menciptakan deratan- deretan kalimat panjang yang mengandung makna. Semuanya terasa berbeda saja, dia sudah tak seperti orang yang dulu kukenal, orang asing yang dulunya memperkenalkan diri lewat obrolan chat, membuatku ingin berkenalan ulang saja. Dia yang dulunya selalu berusaha ada saat aku membutuhkannya, kini terasa seperti kita tak pernah kenal sebelumnya, bahkan untuk menyapanya aku tak kuasa, dia menjelma menjadi orang asing buatku.
Dia pernah berkata tidak akan menghilang, namun itu hanya sekedar "kata-kata", setelah dia menghilang dalam sekejap akhirnya dia mengaku salah telah mengucapkan hal-hal manis tanpa mengetahui isi hati dia dahulu yang sebenarnya, dan itu membuatku merasa lebih baik, dia juga berkata tidak ingin mengakhiri semuanya. Namun lagi-lagi itu hanyalah sekedar "KATA-KATA", haha lucu sebenarnya, semua yang dia katakan selama ini itu hanya jarinya saja yang bergerak diatas layar, bukan hatinya yang menjawab. Kini aku ingin menertawai diriku sendiri yang telah sangat larut dalam dialog yang dia buat. Aku sudah tak tau sekarang, aku benar-benar ingin keluar dari pentas seni ini, tapi rasanya sangat sulit dan berat. Mengingat betapa orang yang dulu namanya selalu ada dalam doaku kini telah pergi tanpa adanya kata "Pamit", pergi dan hanya menyisakan kenangan dan luka yang entah akan membekas atau akan hilang. Aku sangat bingung mau bagaimana lagi sekarang, keadaan seakan memaksaku untuk berjalan sendirian tanpa ada dirinya lagi.
Aku bingung entah mau pergi kemana lagi, mencoba untuk biasa-biasa saja sudah sulit. Ada suatu saat aku bisa melupakan dirinya, tapi dia seakan selalu bisa membuat usahaku gagal lagi dan lagi. Dia tak pernah bisa hilang dari pikiran ini,kadang aku benci pikiranku sendiri. Pernah suatu saat dia membuat pertahananku hancur lagi, dia muncul dengan kata "Semangat" dan yaaa itu sukses membuatku terjaga sampai tengah malam. Aku hanya bisa mengatakan apa kabar,jaga kesehatan,jangan lupa makan dan semoga bahagia, hanya itu yang bisa aku katakan, jari ini enggan menulis apa yang selama ini ada dihatiku. Kalimat sederhana yang mampu membuatku kepikiran lagi dan lagi. Kenangan itu memang jahat yaa, dia akan selalu ada tanpa diberi tahu. Dia selalu datang tanpa permisi lalu pergi dalam sekejap dan datang kembali. Kenangan itu seakan memang diberi takdir untuk terus menghantui orang-orang yang mungkin bisa dibilang "masih belum bisa melupakan". Aku selalu ingin bilang "Aku masih disini, menunggu seperti orang bodoh entah sampai kapan,jika kau ingin melihat kembali kebelakang aku akan ada untukmu",yaa benar aku masih menunggu dan masih berusaha, tapi satu hal yang harus dia tau, ini tidak untuk selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar