ALFANI RISMAENITA
Yeyy... ini hari pertamaku bersekolah
di jenjang SMA. Aku bersekolah di salah satu SMA terfavorit di daerahku.
Walaupun pernah ada rumor tentang salah satu siswi yang bunuh diri, itu tidak
meruntuhkan semangatku bersekolah disini. Menurutku ini sekolah yang aman. Oh iya,
kenalin namaku Indah, umurku masih 15 tahun 4 bulan 2 hari. Setelah beberapa
minggu bersekolah disini, aku mengenali beberapa orang teman. Rumor setahun
yang lalu juga sudah mulai terlupakan, lagipula penyebab pasti siswi itu bunuh
diri masih belum diketahui, kasusnya juga sudah ditutup. Suatu hari, saat
pembelajaran berlangsung, aku kebelet banget buang air kecil, aku minta izin
kepada guru untuk ke wc. Setelah buang air aku membuka pintu wc dan hendak ke
kelas, namun... “aww...” aku meringis kecil, ada buku yang terjatuh dan
mengenai kepalaku. Buku kecil yang sudah lusuh berdebu, sepertinya ini diary
seseorang. Entah kenapa tanpa piker panjang aku membawa diary itu ke kelas dan
menyimpannya di tasku. Aku melanjutkan pelajaran seperti biasa.
Setelah pulang sekolah aku langsung
mandi sore dan istirahat dikamar. Tiba-tiba aku mengingat diary yang kudapatkan
tadi. Aku mencari tasku dan kudapati buku itu. Pelan-pelan aku membuka dan
membacanya. Dilembaran pertama aku menemukan tulisan yang bertuliskan “Milik
Annona Oktaviasari”. Sepertiya aku pernah mendengar nama itu entah dimana,
mungkin saja kakak kelasku. Aku lanjut membuka halaman per halaman karena
penasaran. “senin, 4 Maret 2019. Hanya Via yang tuntas ulangan dan mereka
membenci Via.” Lanjut pada halaman berikutnya, “rabu, 6 Maret. Mereka
orang-orang jahat.” Aku penasaran, siapa orang yang dimaksud, aku terus
melanjutkan membaca. “ jumat 8 Maret. Mereka menyakiti Via bahkan saat Via tak
bersalah. Senin, 11 maret. Mereka terus menjahili Via, Via ingin pergi!!”. Aku membacanya semakin serius “Rabu, 13
maret. Via bercerita pada Andin untuk mulai berusaha menjauhi Zafran. Dan
inilah saatnya!! Jika nanti sudah waktunya, akan kubalas satu-satu.” Hanya sampai
disitu. Tak ada tulisan selanjutnya. Aku penasaran siapa sebenarnya Via ini.
Namun tak kudapati jawaban atas itu. Akupun tertidur dan bermimpi yang sangat
panjang. Aku melihat 3 orang siswi sedang menjahili seorang wanita yang tidak
kukenali. Dijambaknya rambutnya, dipaksanya mengerjakan tugasnya, dibentaknya
untuk menjauhi laki-laki yang diinginkan. Mimpiku sangat buruk malam itu. Paginya
aku terbangun dengan perasaan yang aneh, aku merasakan sedih yang teramat
dalam. Aku bergegas mandi dan bersiap untuk sekolah.
Disekolah aku bertanya-tanya kepada
guru tentang siapa Annona Oktaviasari yang menyebutkan dirinya sebgai Via dalam
diary ini. Namun semua guru seakan menutup mulut dan diam seribu bahasa. Aku
langsung saja memberikan diary yang kubaca semalam kepada ibu Gina. Dan ibu
Gina hanya menangis membacanya. Ia pun mulai menceritakan semuanya. Dan
ternyata pemilik diary ini adalah Via, siswi cantik dan cerdas yang bunuh diri setahun yang lalu.
Ibu Gina juga baru mengetahui bahwa Via bunuh diri karena tak tahan oleh sikap
3 temannya ini. Namun, saat ini 3 orang ini tidak lagi bersekolah disini.
Shifa, ia yang mengompori 2 orang temannya untuk membully Via sekarang sudah
berada di rumah sakit jiwa dan terus saja mengucap kata maaf. Nana, orang yang
selalu menjambak rambut Via, memaksa Via untuk mengerjakan tugasnya, dia pun
sama berada dirumah sakit jiwa dengan tatapan kosong. Seperti orang yang
memiliki kesalahan besar. Dan yang terakhir Nisa, orang yang membentak Via agar
menjauhi Zafran, lelaki yang ia sukai. Nisa sudah meninggal 2 bulan setelah Via
bunuh diri. Ia terjatuh dari lantai 3 disekolah. Setelah bu Gina menceritakan
semuanya, aku jadi yakin bahwa ini maksud Via akan membalasnya satu-satu. Aku
meminta kembali diary itu, namun aku mendapatkan tulisan baru di halaman
terakhir. “Kau adalah orang asing yang mengetahui semua ceritaku, namun
terimakasih kau sudah memberitahu pada guru favoritku.” Aku membacanya dan
mungkin saja pesan itu untukku. aku melihatnya tersenyum dan melambaikan tangan
padaku. Dan, lewat pentigraf ini aku berdoa agar tidak ada lagi korban bullying
dimanapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar