Jumat, 18 September 2020

Diary Korban Bullying

 

ALFANI RISMAENITA

          Yeyy... ini hari pertamaku bersekolah di jenjang SMA. Aku bersekolah di salah satu SMA terfavorit di daerahku. Walaupun pernah ada rumor tentang salah satu siswi yang bunuh diri, itu tidak meruntuhkan semangatku bersekolah disini. Menurutku ini sekolah yang aman. Oh iya, kenalin namaku Indah, umurku masih 15 tahun 4 bulan 2 hari. Setelah beberapa minggu bersekolah disini, aku mengenali beberapa orang teman. Rumor setahun yang lalu juga sudah mulai terlupakan, lagipula penyebab pasti siswi itu bunuh diri masih belum diketahui, kasusnya juga sudah ditutup. Suatu hari, saat pembelajaran berlangsung, aku kebelet banget buang air kecil, aku minta izin kepada guru untuk ke wc. Setelah buang air aku membuka pintu wc dan hendak ke kelas, namun... “aww...” aku meringis kecil, ada buku yang terjatuh dan mengenai kepalaku. Buku kecil yang sudah lusuh berdebu, sepertinya ini diary seseorang. Entah kenapa tanpa piker panjang aku membawa diary itu ke kelas dan menyimpannya di tasku. Aku melanjutkan pelajaran seperti biasa.

          Setelah pulang sekolah aku langsung mandi sore dan istirahat dikamar. Tiba-tiba aku mengingat diary yang kudapatkan tadi. Aku mencari tasku dan kudapati buku itu. Pelan-pelan aku membuka dan membacanya. Dilembaran pertama aku menemukan tulisan yang bertuliskan “Milik Annona Oktaviasari”. Sepertiya aku pernah mendengar nama itu entah dimana, mungkin saja kakak kelasku. Aku lanjut membuka halaman per halaman karena penasaran. “senin, 4 Maret 2019. Hanya Via yang tuntas ulangan dan mereka membenci Via.” Lanjut pada halaman berikutnya, “rabu, 6 Maret. Mereka orang-orang jahat.” Aku penasaran, siapa orang yang dimaksud, aku terus melanjutkan membaca. “ jumat 8 Maret. Mereka menyakiti Via bahkan saat Via tak bersalah. Senin, 11 maret. Mereka terus menjahili Via, Via ingin pergi!!”.  Aku membacanya semakin serius “Rabu, 13 maret. Via bercerita pada Andin untuk mulai berusaha menjauhi Zafran. Dan inilah saatnya!! Jika nanti sudah waktunya, akan kubalas satu-satu.” Hanya sampai disitu. Tak ada tulisan selanjutnya. Aku penasaran siapa sebenarnya Via ini. Namun tak kudapati jawaban atas itu. Akupun tertidur dan bermimpi yang sangat panjang. Aku melihat 3 orang siswi sedang menjahili seorang wanita yang tidak kukenali. Dijambaknya rambutnya, dipaksanya mengerjakan tugasnya, dibentaknya untuk menjauhi laki-laki yang diinginkan. Mimpiku sangat buruk malam itu. Paginya aku terbangun dengan perasaan yang aneh, aku merasakan sedih yang teramat dalam. Aku bergegas mandi dan bersiap untuk sekolah.

         Disekolah aku bertanya-tanya kepada guru tentang siapa Annona Oktaviasari yang menyebutkan dirinya sebgai Via dalam diary ini. Namun semua guru seakan menutup mulut dan diam seribu bahasa. Aku langsung saja memberikan diary yang kubaca semalam kepada ibu Gina. Dan ibu Gina hanya menangis membacanya. Ia pun mulai menceritakan semuanya. Dan ternyata pemilik diary ini adalah Via, siswi cantik  dan cerdas yang bunuh diri setahun yang lalu. Ibu Gina juga baru mengetahui bahwa Via bunuh diri karena tak tahan oleh sikap 3 temannya ini. Namun, saat ini 3 orang ini tidak lagi bersekolah disini. Shifa, ia yang mengompori 2 orang temannya untuk membully Via sekarang sudah berada di rumah sakit jiwa dan terus saja mengucap kata maaf. Nana, orang yang selalu menjambak rambut Via, memaksa Via untuk mengerjakan tugasnya, dia pun sama berada dirumah sakit jiwa dengan tatapan kosong. Seperti orang yang memiliki kesalahan besar. Dan yang terakhir Nisa, orang yang membentak Via agar menjauhi Zafran, lelaki yang ia sukai. Nisa sudah meninggal 2 bulan setelah Via bunuh diri. Ia terjatuh dari lantai 3 disekolah. Setelah bu Gina menceritakan semuanya, aku jadi yakin bahwa ini maksud Via akan membalasnya satu-satu. Aku meminta kembali diary itu, namun aku mendapatkan tulisan baru di halaman terakhir. “Kau adalah orang asing yang mengetahui semua ceritaku, namun terimakasih kau sudah memberitahu pada guru favoritku.” Aku membacanya dan mungkin saja pesan itu untukku. aku melihatnya tersenyum dan melambaikan tangan padaku. Dan, lewat pentigraf ini aku berdoa agar tidak ada lagi korban bullying dimanapun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamu dengan Segudang Khasiat

  By: Nasyri’ah Nur Aisyah    Apasih yang pertama kali terlintas dipikiran kalian setelah mendengar kata 'jamu'? Dalam Peraturan Men...