Oleh: Nur Suci Qalbi. M
Di sudut kamar ku terdiam, menekuk lutut, dan bersandarkan dinding, aku termenung akan rasa yang ada di relungku saat ini. Aku merasa bingung kenapa hari itu bisa ada, hari pertama aku memiliki rasa kepadanya, awalnya kukira ini hanya rasa sebatas teman, sebatas sahabat yang saling menyayangi satu sama lain, dan kau pikir juga ini adalah rasa yang pantas untuk kita yang hanya sekedar teman sekelas. Tetapi, sekarang aku sadar, Mengapa aku tak suka jika melihatnya dekat dengan orang lain, dan terkadang aku juga takut, jika dia akan pergi jauh meninggalkan aku sendiri. Ternyata aku memiliki rasa yang lebih dari sekedar rasa sayang seorang sahabat kepada sahabat yang lain, tapi rasanya seharusnya tidak ada, aku sangat kecewa kepada diriku sendiri, karena membiarkan rasa ini tumbuh tanpa izin dariku.
Kuakui aku memang sangat sayang kepada empat sahabatku ini, tetapi kenapa harus ada rasa yang lebih pada salah satu seorang sahabatku, yang harusnya tidak ada. Aku sempat tidak ke sekolah hingga tujuh hari lamanya. Dan tentunya empat orang sahabatku itu datang untuk menjenguk ku di rumah, Tak Jelas Sakit apa yang sedang kualami saat ini, Kepalaku sangat sakit dan aku merasa sangat lemas, tapi tidak ada gejala flu sama sekali. Ibuku saja yang seorang dokter, tidak mengetahui sakit apa yang sedang kualami sekarang, Iya hanya bilang, bahwa aku hanya dehidrasi saja dan aku harus minum vitamin dan air yang banyak. Tapi menurutku ini bukan dehidrasi, melainkan frustasi akibat stres yang melandaku beberapa hari lalu. Empat orang temanku itu datang ke rumah pada saat jam pulang sekolah. Mereka membawakan ku beberapa cemilan dan buah-buahan, hatiku senang melihat mereka datang menjengukku, tetapi saat kulihat wajah sahabatku yang membuatku frustasi, kepalaku kembali sakit, seakan ditusuk oleh ratusan jarum. Terpaksa ibuku menyuruh mereka pulang agar aku bisa istirahat.
Beberapa hari kemudian, keadaanku mulai membaik, dan aku kembali bersekolah seperti biasanya, di sekolah aku kembali bertemu dengan teman-teman dan tentunya Aku juga bertemu dengan sahabatku, dan saat aku masuk ke kelas ku melihat tiga orang sahabatku, aku bingung Mengapa mereka hanya bertiga biasanya kan mereka berempat, aku pun menghampiri mereka dan bertanya " kok kalian hanya berempat? Satu lagi mana?". " kamu belum tahu ya, Dia kan sudah pindah, dia pindah keluar kota bersama orang tuanya karena orang tuanya pergi bekerja di sana" jawab seorang sahabatku. " apa? Dia pindah sekolah tapi tidak mengabariku?" tanyaku lagi, "iya, karena orang tuanya mendadak harus pindah keluar kota, bahkan pamit dengan kita pun tidak, Iya hanya mengirimkan pesan kepada kami" balas sahabatku. Setelah mendengar ucapan sahabatku itu, aku merasa marah besar pada diriku sendiri, aku fikir dia pindah bukan hanya karena orang tua yang bekerja di luar kota, melainkan karena aku rasa dia tahu bahwa aku memiliki rasa terhadapnya. Makanya dia pindah keluar kota. Aku merasa sangat bersalah pada diriku sendiri dan aku akan mencoba menghilangkan rasa ini untuknya. Setelah beberapa bulan berselang aku sudah melupakan rasa, dan aku menjalin persahabatanku berlima, meskipun ia tetap berada di luar kota. Tetapi kami menjalin komunikasi yang sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar