Minggu, 26 Juli 2020

KILLER IN HOUSE



Oleh: ALFANI RISMAENITA

WARNING!! JANGAN BACA CERITA INI SENDIRIAN DI MALAM HARI!!!

       Ahh tidak!! Aku dikejar deadline Bahasa Indonesia. Kulihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Segera ku ambil laptop dan buru-buru membuat pentigraf, cerita pendek 3 paragraf yang disuruh oleh guru Bahasa Indonesiaku agar dikumpul segera. Kata demi kata keluar dari pikiranku, akhirnya selesailah satu paragraph. Aku istirahat sebentar, melakukan sedikit peregangan agar aku tidak terlalu lelah. Saat ingin melanjutkan pentigraf tiba-tiba aku sudah berada di sebuah ruangan yang sangat familiar bagiku. Yaa!! Ini adalah dapur rumahku.

        Namun, betapa terkejutnya aku melihat seseorang yang tidak kukenali karena wajahnya tertutupi oleh topeng yang dikenakannya. Manusia itu memegang mesin gergaji. Sebentar! Itu kan... Sepupuku!! Aku melihat sepupuku terbaring di lantai dapur. Kulihat kembali manusia bertopeng itu mendekati Winda, sepupuku. Ia menyalakan mesin gergajinya, lalu memotong-motong tubuh sepupuku hinga terbelah menjadi banyak bagian kecil. Percikan darahnya, sedikit mengenaiku. Dicungkilnya bola mata sepupuku, lalu dimasukkan kedalam gelas kecil. Aku tidak dapat menahan jatuhnya air mataku melihat kejadian tragis itu, namun aku juga tidak berani mengambil resiko. Aku yang berjalan pelan-pelan menuju ruang tengah, berharap tidak ketahuan oleh psikopat itu. Sesampainya diruang tengah, betapa terkejutnya aku melihat kepala tanteku tergantung disana, hanya kepala. Melihat hal tersebut tentu saja aku menangis sejadi-jadinya. Namun aku harus tetap survive disini. Aku mencari-cari ayahku, karena aku berpikir hanya aku dan ayah yang tersisa di keluargaku.

       Aku yang mendengar langkah kaki seseorang dari dapur menuju ruang tengah, sontak lari dan bersembunyi dalam lemari. Oh tidak dia mendekat, kututupi mulutku dengan tanganku berharap psikopat itu tidak mendengar suara nafasku dari dalam lemari. Psikopat itu benar-benar pintar dan kejam. Ia membuka lemari, dan mendapatiku disana, dipenggalnya kepalaku hingga terpisah dari badanku, Ohh Tidak!! Aku sudah meninggal! Air??? Air apa ini?? Samar-samar kudengar suara tanteku, “Fani, bangun Nak!! Sudah subuh... shalat sana!!” ucapnya sambil memercikkan air ke wajahku. Huhh... Ternyata hanya mimpi... aku terbangun dengan laptop yang masih menyala didekatku. Oh Tidak!!! Tugas Bahasa Indonesiaku belum jadi... Ini bahkan lebih buruk dari mimpiku...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamu dengan Segudang Khasiat

  By: Nasyri’ah Nur Aisyah    Apasih yang pertama kali terlintas dipikiran kalian setelah mendengar kata 'jamu'? Dalam Peraturan Men...