Kamis, 30 Juli 2020
Tentang Dia
Rabu, 29 Juli 2020
Mimpi
Malam itu aku bermimpi tentang dirinya, tentang dirinya yang kembali kepadaku. Aku tak mengerti kenapa ia singgah kedalam mimpiku, aku merasa tak pernah memikirkannya sampai terbawa mimpi, jadi kuhiraukan mimpi itu dan berpikir mungkin hanya kebetulan. Mimpi pertama itu tak kuceritakan pada siapapun bahkan sahabatku sendiri akupun juga tak mencari tahu penyebabnya kenapa bisa mimpi itu terjadi karena yaa aku berpikir itu hanya kebetulan saja,bukan hanya karena memimpikannya dan menjadikan mimpi itu sebagai sebuah tanda atau fakta, bukan. Aku tak pernah berasumsi tentang itu karena jika hanya 1 kali itu mungkin kebetulan,tapi lain hal jika 2 kali atau lebih. Hari-hariku pun kulalui dengan lancar tanpa memikirkan mimpi itu.
Hari-hari telah berlalu, saat aku sudah melupakan kejadian waktu itu, entah bagaimana caranya dia singgah kedalam mimpiku lagi, dengan tema yang sama, dia kembali padaku. Aku lagi-lagi berpikir bagaimana bisa, aku merasa tak pernah memikirkannya semuanya terjadi begitu saja. Kubangun dari tidur nyenyak ku,kugapai smartphone ku dan menulis sebuah kata di google. Aku merasa ada yang aneh tentang ini, kuceritakan pada sahabatku, sahabatku juga mempunyai pemikiran yang sama denganku. Namun, lagi-lagi aku menghiraukannya, mungkin hanya pikiran ku yang sedang lelah? tidak seorang pun tahu, bahkan diriku sendiri. Tapi apakah kalian akan percaya jika aku sudah memimpikannya sebanyak 4 kali? tidak kan? akupun begitu.
Seperti yang kukatakan,aku sudah memimpikannya 4 kali dengan tema yang sama lagi seperti yang sebelum sebelumnya. Aku bahkan sudah mencari di google kenapa ini bisa terjadi, namun aku tak percaya dengan semua yang tertulis di google,karena kupikir itu mungkin hanya asumsi orang orang saja, tapi juga mungkin sebagian dari itu ada benarnya, aku tak mengerti. Yang kutau saat ini dia sudah bahagia dan akupun begitu, sekarangpun aku sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. Semua yang terjadi di masa lalu hanya kujadikan sebagai pelajaran untuk masa depanku. Aku juga berterima kasih padanya, dia sudah banyak membantuku, mengajariku banyak hal, dan masih banyak lagi, karena waktu yang kulalui bersamanya cukup panjang. Aku tak bisa menyalahkannya atas apa yang telah terjadi, karena tidak sepenuhnya dia salah, aku juga salah, ego dan perbedaan pendapat itu mengalahkan segalanya. Yang kuharap sekarang diriku sendiri dan dia bisa mengintrogasi diri atas segala yang telah terjadi.
To My Youth
oleh : Nurafiqa Az Dzikra
Suatu saat ketika aku sendiri di kamar aku berharap aku bisa menghilang dari dunia, karena bagiku seluruh dunia ini tampak begitu suram. Aku ingin bebas dari tangisan malam tanpa suara ini, , "apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang begitu saja?" sautku dengan tatapan kosog di depan kaca. setiap harinya aku takut menatap mata orang, aku benci di tatap dengan pandangan kasihan. ada begitu banyak hari yang berlalu hari hari di mana orang mennggapnya hari indah namun selama hari indah itu aku hanya terus kesakitan, aku benci diriku sendiri yang tidak bisa menyuarakan suaraku, aku benci diriku yang tidak pernah menerima cinta, aku benci semua tentang diriku.
Sahabat bangku SMP
Selasa, 28 Juli 2020
The inner voice of 2020
Almamater Biru
Senin, 27 Juli 2020
DIHAPUSKAN OLEH MIMPI
EVANESCENT
Minggu, 26 Juli 2020
KILLER IN HOUSE
Oleh: ALFANI
RISMAENITA
WARNING!! JANGAN
BACA CERITA INI SENDIRIAN DI MALAM HARI!!!
Ahh tidak!! Aku dikejar deadline Bahasa
Indonesia. Kulihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Segera ku
ambil laptop dan buru-buru membuat pentigraf, cerita pendek 3 paragraf yang
disuruh oleh guru Bahasa Indonesiaku agar dikumpul segera. Kata demi kata
keluar dari pikiranku, akhirnya selesailah satu paragraph. Aku istirahat
sebentar, melakukan sedikit peregangan agar aku tidak terlalu lelah. Saat ingin
melanjutkan pentigraf tiba-tiba aku sudah berada di sebuah ruangan yang sangat
familiar bagiku. Yaa!! Ini adalah dapur rumahku.
Namun,
betapa terkejutnya aku melihat seseorang yang tidak kukenali karena wajahnya
tertutupi oleh topeng yang dikenakannya. Manusia itu memegang mesin gergaji.
Sebentar! Itu kan... Sepupuku!! Aku melihat sepupuku terbaring di lantai dapur.
Kulihat kembali manusia bertopeng itu mendekati Winda, sepupuku. Ia menyalakan
mesin gergajinya, lalu memotong-motong tubuh sepupuku hinga terbelah menjadi
banyak bagian kecil. Percikan darahnya, sedikit mengenaiku. Dicungkilnya bola
mata sepupuku, lalu dimasukkan kedalam gelas kecil. Aku tidak dapat menahan
jatuhnya air mataku melihat kejadian tragis itu, namun aku juga tidak berani
mengambil resiko. Aku yang berjalan pelan-pelan menuju ruang tengah, berharap
tidak ketahuan oleh psikopat itu. Sesampainya diruang tengah, betapa
terkejutnya aku melihat kepala tanteku tergantung disana, hanya kepala. Melihat
hal tersebut tentu saja aku menangis sejadi-jadinya. Namun aku harus tetap
survive disini. Aku mencari-cari ayahku, karena aku berpikir hanya aku dan ayah
yang tersisa di keluargaku.
Aku yang mendengar langkah kaki
seseorang dari dapur menuju ruang tengah, sontak lari dan bersembunyi dalam
lemari. Oh tidak dia mendekat, kututupi mulutku dengan tanganku berharap
psikopat itu tidak mendengar suara nafasku dari dalam lemari. Psikopat itu
benar-benar pintar dan kejam. Ia membuka lemari, dan mendapatiku disana, dipenggalnya
kepalaku hingga terpisah dari badanku, Ohh Tidak!! Aku sudah meninggal! Air???
Air apa ini?? Samar-samar kudengar suara tanteku, “Fani, bangun Nak!! Sudah
subuh... shalat sana!!” ucapnya sambil memercikkan air ke wajahku. Huhh...
Ternyata hanya mimpi... aku terbangun dengan laptop yang masih menyala
didekatku. Oh Tidak!!! Tugas Bahasa Indonesiaku belum jadi... Ini bahkan lebih
buruk dari mimpiku...
Aku Rindu Ibu
Bersepeda ke sekolah
KUSAMPAIKAN RINDUKU LEWAT LAGU
Sabtu, 25 Juli 2020
MAUT DI DEPAN MATA
Ber pramuka
Pagi pun tiba dan mereka harus mandi sebelum mengikuti lomba.Tapi di perkemahan itu tidak ada WC , jadi Tini dan anggotanya mencari WC di rumah warga sekitar , Tini pun menghampiri rumah salah satu warga , ia pun meminta izin untuk mandi di rumahnya , pemilik rumah itu sangat ramah dan ia pun di izinkan , Tini pun mandi bergantian dan harus menjaga kedisiplinan.setelah selesai Tini pun dan yang lain berjalan kaki menuju perkemahan , saat tiba di perkemahan lomba akan segera dimulai Tini pun dan anggotanya mulai bersiap siap. Saat mengikuti lomba temannya satu orang mengalami kesalahan dan regunya pun digugurkan , tapi Tini dengan anggotanya tidak pernah patah semangat. Itulah pengalaman Tini yang sangat berkesan baginya, Tini sangat bangga menjadi salah satu anggota Pramuka.
Jumat, 24 Juli 2020
Lelaki Penikmat Senja
“Antar aku melihat senja di tepi tebing”, ini permintaan gadis yang pernah bersama lelaki itu. Sang lelaki hanya bisa memandangi punggung si gadis tanpa bisa berucap tentang rasa. Jingga senja melingkupi segalanya.
“Perjuangannya sudah selesai, dia sudah pulang”, kata dokter kepada si lelaki. Gadis itu hanya meninggalkan secarik kertas di tepi tempat tidurnya. “Tebarkan abuku di laut dari tepi tebing saat senja. Kita akan bertemu di sana. Gadismu. Ayu Kartika.”
#pentigraf
TOM DAN JERRY VERSI LOKAL
Saya dan Robert
Indah nya pantai lasonrai
kami menentukan hari dan tanggal nya yaitu hari minggu tanggal 28 desember 2019. Tibalah hari minggu yang sangat saya tunggu tunggu beserta kawan-kawan,, ternyata pantai lasonrai tidak begitu jauh dan tidak begitu dekat, alamat nya berada di awerange kecamatan mallusetasi. Kami bersama teman" pergi kesana dengan menggunakan motor masing-masing,, sesampai disana kami begitu terkejut melihat pemandangan pantai yang begitu indah, sejuk, nyaman untuk di pandang. Di pantai lasonrai memiliki fasilitas lengkap dan bersih dari kotoran2 sampah.
Saya dan teman teman menikmati keindahan pantai sambil santap makanan yang kami telah sediakan dari rumah, ternyata dengan tempat wisata yang tidak begitu lengkap fasilitasnya seperti pantai2 lain yang ada di kota-kota se sulawesi selatan, kami bisa menikmati nya dengan nyaman dengan teman2 atau keluarga. Mari kita melestarikan wisata yang ada di kabupaten kita yaitu kabupaten barru
PESEPEDA
Waktu
Benag Merah
Ibu Juga Manusia
“Ibu juga Manusia”
Karya: Muhammad Rayhan Saputra. A.
“Gak!” ucap anak laki-laki penegasan, “Aku gak mau mondok, Bu”
“Ibu tidak minta pendapatmu, Ahmad.”
Ahmad nama anak laki-laki itu melirik Ibunya tajam melalui ekor mata, “Aku yang bertanggung jawab atas hidupku sendiri.” menghelas nafas kasar, “Besok ikut Ibu ke Pesantren.” titah wanita separuh baya itu,yang tentunya tak disetujui Ahmad.
“Ibu!” ucap Ahmada setengah membentak. Langkah wanita paruh baya yang tadinya hendak meninggalkan kamar Ahmad terhenti, memandang Ahmad lamat. “Ibu, berhenti bertingkah menjengkalkan! Urus saja pekerjaanmu.”
“Baiklah.” lirih wanita itu, “Kalau kamu sudah tidak ingin diatur Ibu, tinggallah dengan Ayahmu.”
Mia nama wanita paruh baya yang termenung diterangi cahaya kekuningan yang kian meredup, pikir wanita itu melayang entah kebelahan bumi mana sebab terlalu emosional memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi setelah perdebatannya dengan anak semata wayang, Ahmad. Mia melirik gawai di nakas, nama mantan suaminya tertera.
“Mia” sapa lelaki itu ketika panggilan mereka terhubung, “Ahmad sudah cerita.”
“Kabari aku sebelum kemari mengambil Ahmad.” Balasnya lelah.
“Mia, harusnya kamu tidak memaksakan kehendak dengan Ahmad.”
“Ini demi kebaikannya, Adit.”
Adit menghelas nafas panjang, “Kamu Ibunya, harusnya lebih mengerti keinginan Ahmad.”
“Karena aku Ibunya, makanya ku berikan yang terbaik untuk hidupnya.” Balas Mia sedikit tersentil dengan perkataan mantan suaminya.
“Yang terbaik untukmu belum tentu terbaik untuknya. Kita semua paham konteks itu Mia.”
“Anak lima belas tahun tidak akan mengerti!” Memijit pelipis pelas, “Just two of us, aku akan mengupayakan apapun untuknya meskipun Ahmad akan membenci Ibunya.”
“Mia! Jika kamu tetap bersikap menjengkelkan dan keras kepala, kamu akan kehilangan Ahmad.”
“Adit, jangan lampau batasmu! Kalau kamu cukup peduli dengan kami seharusnya tetap menjadi Ayah dan Suami yang baik, jadi berhenti bertingkah bijak.”
Butuh sepersekian sekon bagi keduanya segera sadar bahwa pembicaraan mereka akan menguak titik awal sebab-akibat pertengkaran hingga mereka berpisah, dan itu akan menjadi pembicaraan yang alot dan emosional.
“Aku hanya tidak ingin kamu menyesal Mia. Menjadi orang tua bukan berarti akan menjadi yang selalu benar, kamu dan aku hanyalah manusia yang bersikap manusiawi.”
“Kamu tahukan, sejak perpisahan kita Ahmad berubah. Dia bertingkah konyol dan senang melanggar aturan, aku hanya ingin dia bersekolah ditempat yang mampu mengembalikan Ahmad menjadi anak yang patuh dan berprestasi seperti dulu.” ucap Mia nyalang, “Aku tidak akan sanggup melihatnya terjerumus kepergaulan sesat, Radit.”
“Maaf Mia, aku hanya berusaha bertindak sebagai Ayah bagi Ahmad.”
Mia diam membisu, memandang sebuah pigura dengan potret Ahmad kecil yang tersenyum dalam pelukannya. Waktu berlalu begitu cepat Ahmad kecilnya yang penuh tawa telah berubah menjadi anak remaja minim tawa bahkan bicara. Mia bahkan tak ingat kapan terakhir kali dirinya dan Ahmad saling sapa tanpa menguak amarah.
Mengapa hanya dia yang berada pada tempat yang sama?
Mengapa hanya dia yang selalu mengambil peran Ibu mejengkelkan?
Bagaimana menjadi Ibu yang baik?
Atau layakkah dia dipanggil Ibu?
“Aku-” ada luap ditenggerokannya yang membuatnya sulit berbicara, “ingin menjadi Ibu yang baik.” Meredamkan haru, Mia berbicara sekali lagi, “Di kehidupan ini, aku hanya ingin Ahmad tidak menyesali memiliki aku sebagai Ibunya.”
Adit berdecak pelan, “Mia, karena kamu Ibunya makanya Ahmad tidak ingin tinggal disekolah berasrama. Dia ingin bersamamu, selalu.”
Mendengar pernyataan Adit, luap yang sejak tadi tertahan kini tumpah ruah penuh isak.
“Karena Ahmad tau, hanya kalian berdua.”
Dalam keheningan malam yang kian gelap dan bintang yang kian kerlip, ada dua tangis yang beradu memecah sunyi; tangisan seorang Ibu yang kalah dengan egonya dan tangis anak laki-laki yang terluka dengan egonya.
Kamis, 23 Juli 2020
Persahabatan
Oleh:ARFANDI
Sahabat adalah teman yang selalu ada untuk,"sama" merasakan kegembiraan dan kesusahan yang saya alami.
Kalau tidak ada sahabat kita tidak akan senang dan terhibur
Sahabat itu tidak memandang status sosial kita,tapi menguji kesetiaanmu.
DIARY DEPRESIKU
Bagaimana rasanya jika orang yang menyuruhmu terbang tinggi, malah mematahkan sayapmu. Bagaimana rasanya jika seseorang yang menyuruhmu bermimpi malah ia yang mematahkan harapanmu akan mimpi tersebut? Aku lahir dikeluarga yang cacat. Diantara dua pihak yang saling menyalahkan. Yah, aku lahir diantara dua pihak yang saling melempar tanggungjawab terhadapku, anaknya. Diusiaku saat itu, yang masih dua tahun, aku malah lebih sering mendengar teriakan-teriakan kedua orang tuaku yang saling memaki. Ada apa sebenarnya? Aku juga tidak mengetahuinya. Sudah lama rasanya aku tidak merasakan kasih sayang ayah ibuku, hingga akhirnya aku dibawa ke rumah saudari ayahku, tinggal dan menetap di pulau Sulawesi tanpa dampingan ibu. Sempat terlintas dibenakku sebuah pertanyaan yang sangat menggundahkan hati. Apakah ibuku sudah tak menyayangiku? Hahh... entahlah...
Kadang aku iri dengan keluarga orang lain yang begitu harmonis. Selalu ada harapan dikepalaku agar keluargaku kembali bersama, tinggal di atap yang sama. Lagi lagi aku harus memeluk diriku sendiri tentang hal ini. Apa mereka tahu? Aku disini seringkali bingung untuk menentukan arah hidupku, sedangkan disana mereka hanya sibuk melempar tanggungjawab mereka sebagai orangtua dan berpikir bahwa yang aku butuhkan hanya uang. Namun mereka tak tahu, aku pernah berpikir untuk membayar waktu mereka hanya untuk mendengar ceritaku. Mereka hanya ingin tahu berapa nilai yang kudapat dari sekolah tanpa menanyakan perjuanganku akan nilai tersebut. Mereka tak pernah, bahkan tak ingin mengerti bagaimana perasaanku..
Suatu waktu saat aku telah duduk di bangku SMP, aku membuat masalah besar disekolahku dan mengharuskan orangtuaku datang menanganinya. Mau tidak mau akhirnya ayahku datang dan berbicara dengan guruku tentang ulah nakalku di sekolah, aku tahu dia pasti akan marah padaku setelah ini, tapi aku tak pernah menebak bahwa ia benar-benar tidak lagi mengajakku berbicara dalam waktu yang lama. Kukira semua masalah ini berawal dari diriku sendiri, berawal dari aku lahir ke dunia. Tapi kini aku sadar, bahwa kelahiranku bukanlah sebuah kesalahan. Hanya saja, situasi baik tak pernah berpihak kepadaku. . Kini aku tumbuh menjadi remaja pada umumnya, tinggal dengan ayah dengan sikap dingin yang luar biasa. Semakin dewasa aku semakin terbiasa dengan hidupku yang sekarang, hidupku tanpa sosok seorang ibu. Kini aku tumbuh menjadi wanita yang berhati tegar, aku harus berpikir positif, bahwa diujung jalan sana, kebahagiaan telah menungguku. Yang rusak hanyalah sebuah catatan di kartu keluarga, bukan aku.
BERSEDAKAH DALAM KEADAAN APAPUN
Diskusi Rasa Bersama Senja
Akhir Dari Sebuah Penyesalan
Mengetuk Pintu
Yang tak terlupakan
Unforgettable.
Buku Hitam
BERPISAH TANPA PERPISAHAN
Rabu, 22 Juli 2020
Mencintai dalam diam
HUJAN
Teman Senja
Entah kenapa aku menyukainya. Setiap hari aku menantikannya. SENJA. Itulah yang kusukai. Hari ini pun aku akan menikmatinya. Aku akan menikmati senja melalui jendela kamarku.
SENJA… Sesuatu yang indah, namun tak bisa diraba. Ia hanya bisa dipandang dan dirasakan keindahannya.
Aku menopang wajahku di antara kedua tanganku yang rerlipat di atas jendela kamarku.
Sepertinya senja saat ini, sama dengan senja senja yang sebelumnya. Tetap berwarna jingga kemerahan, dan yang kurasakan adalah keindahan yang tuhan ciptakan.
Seketika aku memejamkan mataku. Berusaha menghilangkan semua masalah yang kurasakan hari ini. Tidak lama kemudian, aku membuka mataku.
Dahiku menggerucut saat melihat itu. “apa itu?” Aku bertanya tanya pada diriku sendiri. Bayangan seorang anak perempuan yang melekat di langit senja, benar benar membuat mataku melebar dan membuatku tak bisa berbuat apa apa.
“Jangan takut padaku!” perkataannya sungguh membuatku tak percaya. “Kau siapa?” tanyaku penasaran dan sedikit ketakutan. “Teman senjamu.” Ia menjawab dengan senja yang hampir berganti menjadi malam. “Teman senja??” “Kau tidak perlu heran dengan kedatanganku…” setelah mengucapkan itu, sosoknya menghilang bersama senja. Dan bulan pun mulai datang untuk menerangi malam.
Dengan kejadian yang sudah terjadi senja tadi, aku tak bisa tenang sepanjang malam. Aku merasa senja tadi itu tidak seperti senja senja yang sebelumnya. Senja tadi sangatlah berbeda bagiku. Aku berusaha untuk melupakan kejadian senja tadi.
BEBERAPA SENJA KEMUDIAN…
Beberapa waktu terakhir ini, aku selalu merindukan senja. Entah mengapa, kadang aku juga membencinya. Senja itu selalu membawa gambaran anak perempuan yang menjadi teman senjaku. Tapi perempuan itu tak bisa kusentuh, apalagi kucumbu atau entah kuapakan lagi. Hanya suaranya yang selalu singgah di telingaku yang kian lebar. Aku kadang juga tertawa sendiri, entah gila atau sekedar terlena oleh sandiwara yang selalu kumainkan.
“Siapa sih kamu?” tanyaku suatu senja. “Kamu tak perlu siapa diriku, seperti aku tak pernah mau tahu siapa kamu!” seperti biasa, selesai bicara dia selalu menyelipkan seikat bunga di celah celah jantungku sampai tembus ke paru paru. Bunga yang tak berwarna dan tak pernah kering.
“Apa maumu?” hardikku. “Mauku seperti maumu juga. Tak usah marah! Nikmati saja permainan ini. Aku sengaja datang untuk menemanimu. Maaf, tapi kamu tak bisa merabaku, seperti kamu meraba huruf huruf di keyboard atau di kaca monitor. kamu juga tak bisa mengkhayalkanku, seperti saat kamu membuat cerita cerita.”
“Apakah kamu sebangsa iblis atau sejenisnya?”
“Jangan kasar! belum saatnya kamu tau siapa aku. Mungkin aku lebih manusia daripada kamu!!!”
Kemudian, suaranya lenyap ditelan gerimis. Malam mulai merangkak dan cahaya jingga kemerahan semakin sirna. Perempuan itu juga menghilang.
Selama beberapa hari, tak pernah lagi kudengar suaranya. Tak ada lagi yang menemaniku atau menghabiskan sore di jendela kamarku sambil menikmati secangkir teh. Baru kusadari senja terasa asing tanpa kehadirannya.
Kemudian dia muncul lagi, juga saat senja. Saat langit berwarna jingga kemerahan, saat matahari kuning bulat seperti telor mata sapi.
Aku pernah mencoba mencarinya di sekitar taman atau danau. Siapa tahu perempuan itu ada di sana, sedang bermain perosotan atau duduk manis di pinggir danau. Tapi dia memang benar benar tidak ada. Dia bisa muncul hanya saat senja dan menghilang saat senja itu sirna.
Jamu dengan Segudang Khasiat
By: Nasyri’ah Nur Aisyah Apasih yang pertama kali terlintas dipikiran kalian setelah mendengar kata 'jamu'? Dalam Peraturan Men...
-
Green Technology , atau teknologi hijau, merujuk pada penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk memenuhi k...
-
Oleh: Nur Suci Qalbi. M Di suatu pagi yang masih tertutup kabut embun embun pagi, Ayah menghampiri Dika yang masih tertidur lelap di dalam T...