Senin, 07 Desember 2020

Nostalgia Hati

 Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Seperti hal-nya rintik hujan, yang kehadirannya dirindukan setiap insan. Seperti sayup-sayup melodi, yang hadirnya meninggalkan bekas tak kunjung hilang,  Itulah kamu. Kamu, yang tak ku sangka pernah menjadi bagian dalam hidupku. Bagian dari tawaku, dan bagian dari kesedihanku. Kamu yang hangat, membuat sang mentari pun lupa untuk menyuguhkan sinarnya itu. Kesejukan yang kau berikan, membuat siapa saja mendambakan hadirmu.

Tapi sekarang kita yang dulu selalu bersama sudah lepas. Kau yang dulu pernah menjadi Hariku, sekarang tidak lain hanyalah orang asing yang bahkan tidak tahu namaku. Mungkin dulu itu bukan salahmu atau salahku, tapi salah kita karena mendahulukan ego sesaat yang membuahkan kata penyesalan. Sekarang ku tersadar, bahwa diriku sangat bahagia mengenalmu. Kenangan yang dulu membekas di hati seakan memaksa keluar tuk disambut kembali. Entah apa yang akan datang hari esok, Entah apa yang akan terjadi hari esok, Entah badai apa yang akan menghantam hari esok, Dan entah bunga apa yang akan bermekaran hari esok

Tak ada yang pasti tentang yang akan datang, Namun yang pasti adalah hari lalu dan saat ini, Yang masih kuhabiskan dengan hidupku. Sedikitnya melepas beban ini dengan sebuah kata yang kurangkai indah malam ini dan sedikit tangis kecil yang membasahi pipi, tak lupa tambahan hati sedikit membawa ilusi juga musik yang tergiang-ngiang di telinga, baik itu kanan atau kiri serta bayangan kau ada disini, Namun ku tau itu hanya bayangan yang ku harapkan ada disini, Harapanku saat ini, semoga kita bisa sama sama belajar dari setiap penyesalan yang kita sesali, dan juga bangkit dari kegagalan yang kita Alami. 


Kamu dan perpisahan

Karya : Nurhalisah           

                 Jadi beginikah perasaan seseorang sebelum mengalami perpisahan?” tanya wanita itu kepada kekasihnya, di sebuah bangku taman yang melingkar, di bawah sinar bulan, bersama angin, bersama dingin. Angin meminta mereka untuk saling menggenggam tangan. Dan dingin meminta mereka untuk jangan sampai saling melepaskan.Tenang saja, pada setiap malam akan selalu kukirimkan mimpi untukmu.”“Bagaimana caranya?”“Tunggu sampai kita saling meninggalkan, dan kita akan tahu bagaimana mimpi-mimpi itu bekerja.”Sementara sinar bulan perlahan mulai memudar, seakan-akan memberi kesaksian bahwa ia sudah bosan karena terlampau sering melihat sepasang kekasih yang akan mengalami  perpisahan. Sungguh bulan yang sentimentil.“Sebentar lagi.”“Masih kurang dua menit.”Dua menit. Setelah kebersamaan yang mereka alami dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, kini hanya tersisa dua menit saja? Apa yang bisa dilakukan dalam waktu sesempit itu?                    “ Sepertinya aku ingin menghentikan waktu.”           “Aku pun begitu.”                                                         Tapi waktu masih bergerak. Detik-detiknya masih terus berdetak.Dan sepertinya, dalam hati mereka hanya tersisa suara denyut-denyut kegelisahan, sehingga yang hanya bisa mereka lakukan dalam satu setengah menit terakhir adalah saling menatap satu sama lain. Dan...perpisahan pun terjadi. Wanita itu yang lebih dulu pergi meninggalkan tanpa mengucapkan selamat tinggal. Karena wanita itu tahu, ketika ucapan itu keluar dari mulutnya, maka akan membuat air matanya semakin deras mengalir. Sedangkan laki-laki itu hanya bisa melihat punggung kekasihnya yang pelan-pelan mengecil, menjauh bersama angin, bersama dingin, kemudian benar-benar hilang dan menyatu bersama gelap malam.Laki-laki memang tidak menangis, tapi hatinya pasti teriris. 

***

                  Tapi mereka bukanlah pasangan pertama yang berpisah dalam keadaan masih saling mencintai. Maka tak ada yang spesial. Hanya sebuah perpisahan pada umumnya yang memaksa manusia kembali menggunakan kesedihannya. Kita tahu, waktu memang tidak bisa berhenti. Tapi waktu bisa diputar kembali. “Kita bisa pergi dari kota ini, bersama-sama, dan memulai hidup yang baru,” ucap laki-laki itu kepada kekasihnya, beberapa jam yang lalu. Mereka duduk pada sebuah bangku taman, di bawah sinar bulan yang keperak-perakan.               “Ke mana?” “Ke sebuah tempat di mana bulan tak akan pernah pudar, di mana waktu akan berhenti pada malam hari, dan tak akan pernah menjumpai pagi, hanya untuk kita berdua. Dan kau bisa melakukan apa saja yang ingin kau lakukan.”              “Kau berlebihan dalam berkhayal, mana ada yang seperti itu!”

“Ada.”

“Di mana?”

“Di dalam pikiranku, di dalam kepalaku.”

“Ah, ada-ada saja. Kau terlalu banyak membaca cerita surealis.”

“Loh, aku serius.”

“Coba buktikan! Aku ingin melihatnya sendiri.”

“Pertama, kau harus menutup matamu.”

Maka wanita itu pun mengikuti apa yang dikatakan kekasihnya. Memejamkan matanya dengan perlahan. Menarik ujung bibirnya sehingga dengan alami membentuk lesung di pipinya. Ada subuah perasaan yang sungguh sulit diutarakan oleh seorang laki-laki yang saat itu sibuk memandang sebentuk wajah manis milik kekasihnya. Sungguh begitu dekat sehingga laki-laki itu lupa dengan janjinya sendiri.

“Mana?”

“Eh, iya. Tunggu, sebentar lagi.”

“Ah, lama.”

Sebenarnya laki-laki itu bingung harus berbuat apa. Tentang kota yang katanya ada dipikirannya itu hanyalah bentuk dari sebuah pengalihan untuk menghibur kekasihnya yang baru saja bertengkar dengan Tunangannya. Ya. Wanita itu sudah memiliki tunangan yang jodohkan oleh orang tuanya. Dan laki-laki yang saat ini sedang duduk di sampingnya adalah pacarnya yang sudah 5 tahun. Tapi tunggu dulu, cerita ini belum selesai.

“Kedua, bayangkan, kini kau sudah berada di depan pintu masuk. Pintu itu berwarna merah. Sekarang kau bisa langsung membukanya,” ucap laki-laki itu sambil membelai rambut kekasihnya.

Wanita itu masih tersenyum. Masih dengan lesung pipi yang membuat seseorang di hadapannya semakin terpesona.

“Aku sudah masuk. Kau di mana? Sejauh mata memandang, aku hanya melihat hamparan bunga.”

“Itu bukan bunga, Sayang. Tapi itu air mata. Air mata itu berkumpul sehingga terlihat seperti hamparan bunga.”

“Ah, kan sama saja.”

“Ayo cepat cari aku.”

“Bagiamana caranya?”

“Kau hanya perlu berlari menyusuri jembatan besar di depanmu itu. Kemudian lewatilah hamparan bunga itu. Setelah itu kau akan menemukan sebuah rumah kecil di sudut kanan pandanganmu. Rumah itu berwarna kuning. Kau harus cepat, karena kabut sedang bergerak dari arah berlawanan. Jika kabut itu sudah memenuhi kota ini, kau akan tersesat.”

Begitulah mereka, sepasang kekasih yang hubungannya rumit, yang tak diterima oleh kenyataan. Namun setabah apakah laki-laki yang sudah menjadi kekasihnya selama 5 tahun itu?

Percayalah, selama bulan masih bergerak, seorang laki-laki memang diciptakan untuk membahagiakan wanita. Maka laki-laki itu, secara kemanusiaan, sama sekali tidak bersalah ketika dengan sepenuh hati mencintai seorang wanita yang telah dijodohkan dengan orang lain. Yang jelas jelas tidak di cintai oleh wanita itu.

“Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya kepada orang tua mu saja” tanya laki-laki itu di waktu yang lain.

Tapi wanita itu hanya diam. Kemudian menangis. Seakan-akan ada sesuatu yang tak bisa ia ceritakan. Sikap diam itu seperti menjelaskan bahwa ia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dan untuk kesekian kalinya, laki-laki itu pun mencari pemahaman sendiri atas apa yang tak bisa wanita itu ceritakan.

“Sepertinya aku benar-benar tersesat. Aku tidak bisa menukan rumah itu. Sepertinya kita tidak akan pernah hidup bersama.” Wanita itu membuka mata. Kemudian pelan-pelan muncul air mata. Mengalir ke pipi. Jatuh satu demi satu sebelum akhirnya dibasuh oleh tangan kekasihnya. Ah, kenapa wanita selalu putus asa?

“Tunanganku sudah mengetahui keberadaanmu,” lanjut wanita itu, “aku tak mau terjadi apa-apa denganmu.”

Kini laki-laki itu yang diam. Oh, apakah khayalan mampu menyelamatkan kenyataan?

“Aku bisa bunuh tunangan mu!”

Entahlah, kalimat yang mengandung keputusasaan ternyata juga bisa keluar dari mulut laki-laki ketika ia merasa hatinya seperti tertusuk-tusuk duri tajam. Tapi kemudian laki-laki itu sadar diri.

“Maaf. Aku terlalu mendramatisir sesuatu. Jadi keputusan terbaik adalah berbisah?”

“Kau tahu, itu bukan keputusan terbaik.”

“Jadi?”

“Entahlah.”

Percakapan mereka tampak seperti sedang menawar sebuah barang. Tapi apakah cinta bisa ditawar?

Dan malam semakin malam. Tak ada percakapan lagi. Mereka hanya saling menatap mata. Seperti ada sesuatu yang sulit untuk diutarakan. Seperti ada sebuah bom di tenggorokan. Ah, cinta memang mengerikan.

***

             Waktu kembali seperti semula. Di mana sepasang kekasih itu benar-benar berpisah. Wanita itu sudah sampai di rumahnya. Sedangkan laki-laki itu masih duduk di bangku taman. Ia menatap langit. Pikirannya melayang jauh, ke sebuah kota di dalam kepalanya sendiri. Di kota di dalam pikirannya itu, ia duduk di beranda rumah yang ia bangun sendiri dengan air mata. Ia memandang langit yang sama, yang hitam dengan cahaya bulan keperak-perakan.  Sambil menatap awan yang membentuk bayangan kekasihnya yang sudah meninggalkannya. Senyum kekasihnya melayang-layang di kelopak matanya. Begitu dekat. Sisa parfum kekasihnya masih melekat di ujung hidungnya. Laki-laki itu semakin menikmati kehadiran bayangan kekasihnya. Semakin lama ia berkhayal, ia merasa ada kebahagiaan yang ia ciptakan sendiri dalam kepalanya. Dan semakin ia merasa berbahagia dalam khayalan, semakin tak ingin ia untuk sejenak keluar dari kota di dalam kepalanya sendiri. Apakah memang benar, khayalan mampu menyelamatkan kenyataan?


Maruala,7 Desember,2020

Rabu, 25 November 2020

Hancur

 Oleh: Maydivani Pratiwi

             Orang yang awalnya membuat aku berpikir bahwa dia yang saya cari, dia berbeda dengan orang sebelumnya, harus dia, hari ini telah meruntuhkan semua harapan itu dalam sekejap. Semua harapan yang kubangun dengan sedemikian rupa maupun bentuk, hancur oleh orang yang memberiku harapan itu. Semua yang kubayangkan akan terjadi di masa depan nanti bahkan sudah tak sudi lagi untuk singgah bahkan lewat di pikiranku, semuanya hancur lebur tak bersisa. Tak ada lagi harapan yang tersisa diotakku, semuanya tercerai berai seperti air yang ditumpahkan minyak. Dan kurasa memang dari dulu aku sudah tak pantas untuk membangun harapan, bahkan untuk mencobanya saja pun tak boleh, tapi aku tetap melakukannya.

            Semua yang kulakukan selama ini memang tak ada artinya dari awal, tak ada celah bagiku. Sebenarnya aku sudah mengetahuinya dari awal tapi aku menghiraukannya, kurasa memang takdirnya sudah seperti ini. Dia memang belum menjadi apa-apa, tapi bagiku itu sangaaaaatttt berarti, sudah seminggu, tidak terasa. Hari pertama kenal ia begitu manis, aku sampai tak bisa mengalihkan perhatianku padanya. Dia selalu manis tiap harinya, dan aku tak pernah melewatkan itu, semua kuabadikan dan kusimpan permanen dalam otakku lalu kuberi peringatan agar tidak ada orang yang boleh mengganggu gugatnya. Sampai pada akhirnya sebuah kenyataan yang bernama pahit itu berhasil masuk dan merusuh dalam memori itu, memorinya sudah rusak semua isinya masih ada namun tak berbentuk utuh. Kucoba merangkai lagi namun satu bulir air mata berhasil lolos, dasar payah, lemah.

             Hanya karena semuanya tak sesuai ekspektasi aku sampai seperti orang paling tersakiti (hari itu), sampai sekarang aku tak bisa berenti menyebut diriku lemah. Aku sudah berjanji tak ingin seperti ini lagi, tapi aku tak bisa mengelak dan aku tidak bisa munafik akan hal ini. Hari ini dia berhasil membuatku bagai orang paling bahagia saking bahagianya membuatku seperti orang gila, dan berakhir menjadi orang lemah (lagi). Saat ini aku hanya butuh istirahat, biarkan seperti ini dulu aku hanya lelah, bukan menyerah. Tapi dia hebat bisa meruntuhkan sesuatu dalam sekejap bahkan hanya dalam beberapa kalimat, apakah perlu kukasih penghargaan? kurasa tidak usah, nanti jadi besar kepala, huftt. Saat ini aku hanya bisa memandang jam yang terus berputar berharap dia berputar dengan cepat agar hari esok cepat tiba. Aku selalu berharap jika aku lemah hari ini, kumohon untuk hari esok aku langsung bisa melupakannya dan bisa menjalani hari dengan sangat baik. Ini sudah tengah malam cerita ini mungkin kupost besok saja, ditemani alunan lagu melow yang sebenarnya membuatku ingin menangis lagi tapi tetap kudengarkan, dan dengan charger yang tetap tercolok. Tanpa terasa sudah pergantian hari dan mata ini masih enggan untuk tertutup, mmm kurasa sebentar lagi aku masih ingin memikirkan sesuatu, jam 12:47, aku pamit.

Senin, 23 November 2020

GOODBYE

 Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Kau datang bagai harapan, Membuatku menggapai dirimu, Membuat semuanya indah, Hingga aku lupa akan segalanya, dan Hari berlalu dengan begitu saja, Dihiasi canda tawa dan kebahagiaan, Membuatku lupa dengan semua masalah, Hingga aku mengabaikan mereka semua, Cara penyampaianmu membuatku terpukau, Perhatianmu itu mengalihkan duniaku, Sikapmu membuatku merasakan euforia, Kata kata manismu membuatku lupa sejenak, Semakin lama kelamaan kau berubah, jauh berbeda dari yang kukenal di awal, Entah perasaanku saja atau tidak, Aku bingung dibuatnya, Hingga aku selalu memikirkannya, Naifnya diri ini ketika berhadapan cinta, Bodohnya hati ini memilihmu, Kecewanya sikapku dengan diriku, Hingga tersadar itu hanyalah kebohongan belaka, Perasaan ini sudah mati sejak dulu, Bodohnya kau datang membawa harapan, Membawa segenggam mimpi indah, Lalu kau meraihku tuk menggapainya 

Tapi itu semua anganku saja, Diluar itu perasaan ini kembali sakit, Aku hanya gadis naif dan bodoh, Percaya kepada pangeran ilusi sepertimu, Perasaan ku kembali mati dan beku, Tidak ada cinta dan kasih sayang, Hati ku mati dan beku sejak ku kenal kau, Sekarang aku berbeda dari yang dulu, Aku tidak butuh seorang pangeran, Yang ku butuhkan kepercayaan, Mencari sosok yang ingin selalu kucari, Gelap dan sunyi teman setiaku, Tidak ada yang pernah merasakan cinta, Semua orang pasti mengalaminya, Tapi tidak bagiku sebuah pengecualian, Cinta dan Pengorbanan hanya sebuah penghalang.

Aku hanya berharap aku tidak merasakan sakit lagi, Bebas pergi kemanapun tanpa siapapun, Jati diri ku aku yang menentukan sendiri. Goodbye, Pangeran Tampan Ilusiku. Jika memang ini awal perjalanan maka biarkan seperti ini saja, Jika kamu memang jodohku kita pasti dipersatukan oleh waktu bukan luka, Kenanganmu tersimpan rapih dilubuk hati ini. Goodbye, Semuanya

Sabtu, 21 November 2020

NIKEN

Karya : Nurhalisah

            NamaNya Niken(Niken Nirmala) dia sangat terpukul saat Ogi, sahabat dekatnya, meninggal dunia. Kematian itu sangat mendadak. Tidak ada tanda berupa sakit atau sejenisnya. Keterpurukan ini membuat Niken putus asa dan hampir saja melakukan bunuh diri. Suatu ketika, Niken terkejut mendengar suara Ogi dari boneka orangutan. Boneka itu memang pemberian terakhir Ogi pada saat Niken berulang tahun. Walaupun kaget, saat melihat boneka itu, dia teringat masa lalunya bersama sang sahabat. Ogi memiliki mimpi yang tidak sempat ia capai, mimpinya adalah dia ingin pergi ke Azerbaijan, Tempat bahtera kapal Nabi Nuh dan pemandangan yang diliht pertama kali oleh Nuh ketika dia keluar dari kapalnya.

           Setelah merasa yakin kini Niken hendak pergi ke Azerbaijan. Dia hendak mewujudkan mimpi Ogi semasa hidup, untuk mencari tempat bahtera kapal Nabi Nuh itu. Dahulu, Ogi sangat ingin melihat pemandangan pertama yang dilihah Nabi Nuh saat keluar dari kapalnya. Sekilas tentang kisah Nabi Nuh, pada sebuah musim kemarau, Nuh mendapat perintah dari Tuhan untuk membuat kapal yang besar. Banyak orang yang mengolok-oloknya lantaran membuat kapal di musim kemarau dan di atas gunung. Hingga suatu hari pembuatan kapal selesai. Para pengikut Nabi Nuh dan berbagai jenis hewan menaiki kapal. Setelah itu terjadi banjir besar yang menenggelamkan pemukiman setempat. Nabi Nuh dan para pengikutnya selamat menggunakan kapal tersebut.

          Kembali  ke kisah Niken. Selama perjalanan, Niken membawa boneka orangutan pemberian Ogi. Walaupun itu benda mati, Niken merasa sangat dekat dengannya. Sayangnya, perjalanan menuju Azerbaijan tidak semulus dugaannya. Banyak kendala, mulai dari bahasa, pencarian tempat, dan hal-hal lainnya. Tapi Niken sudah berangkat dan bertekad. Dia tidak akan kembali sampai tujuannya tercapai. Ini salah satu keinginan terbesar Ogi semasa hidupnya. Niken ingin berusaha mewujudkannya. Setidaknya ini cara Niken untuk memberi kontribusi pada sang sahabat.

Maruala,21, November,2020


TERIMAKASIH~

Kamis, 12 November 2020

Pergi lagi

 Oleh:Gia Syahirah Amalia

Kesepian kembali melanda diriku,orang orang yang biasanya dekat dengan ku kini telah pergi menjauh meninggalkanku.Entah apa yang harus kulakukan untuk hal ini,kadang ku merasa aku ditinggalkan seperti ini mungkin karena ada hal yang baru pada dirinya.Semua orang sama, meninggalkan yang lama demi hal baru.Teman temanku seperti itu, mereka semua bersenang-senang tanpa diriku.Tertawa dan bercanda dan melupakanku.

Terkadang aku kecewa dengan mereka,tapi rasanya cuma percuma karena tidak ada satupun yang peduli akan diriku.Aku hanya duduk merenung dan mempertanyakan diriku.Apa yang salah dengan diriku sehingga semua yang dulu dekat dengan diriku kini telah pergi.Apakah kita tidak sepemikiran?Ya mungkin itu sebabnya mereka pergi meninggalkanku, mungkin mereka masih berpikiran seperti anak-anak.

Tapi sekarang aku telah merelakan mereka yang pernah pergi,aku tidak berhak melarang mereka.Semua orang berhak dan bebas menentukan kehidupannya selanjutnya,aku juga ingin menentukan kehidupanku di masa depan.Entah mereka masih mengingat ku atau pun tidak,aku akan tetap terus mengingat canda tawa mereka dulu.Aku tidak terlalu mengharapkan canda tawa itu kembali karena mereka bahagia dengan hidupnya.

Minggu, 08 November 2020

Kami yang Tak Didengar

 


Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Bertahun-tahun para pahlawan berjuang dalam medan perang melawan para penjajah, di bawah cahaya matahari yang menyilau, di bawah rintik-rintik air yang deras, mereka Tak Kenal Menyerah, yang mereka tahu hanyalah mereka harus merdeka. Rakyat dipaksa bekerja tanpa upah, disiksa, bahkan dibunuh kapan saja, betapa kejamnya para penjajah, sama sekali tidak memiliki belas kasihan. Siang malam mereka lewati dengan letusan bom, tembakan senapan yang tak henti, serta ledakan meriam yang menggebu-gebu, bahkan tidur mereka pun tak bisa tenang, Demi membela kebenaran, hidup sejahtera dan mendapatkan Kemerdekaan, dan setelah ratusan tahun berjuang dengan pertumpahan darah, akhirnya mereka bisa mewujudkan impian negeri ini dengan membuat Jepang menyerah kalah dan memerdekakan Indonesia.

Tapi semua itu hanya kejadian puluhan tahun lalu, Sekarang negeri yang sudah susah payah dulu diperjuangkan, kini telah jauh berbeda, banyak para pemimpin sudah lupa, Mementingkan diri sendiri dengan aset negara, yang katanya wakil rakyat sekarang tidak lagi mendengar keluhan rakyat, membuat aturan yang jauh dari kata keadilan, sanubari melawan rasa ingin menolak, Jiwa kami serasa tak mau berhenti memberontak, berkumpul bersatu untuk menyerukan pendapat namun mulut-mulut kami tak didengar berteriak, dan otoritas hanya menyeru lantak. Ribuan suara ingin mengkritik, Tetapi semuanya dibungkam seakan tercekik, para petinggi negeri itu seperti tuli atas polemik, penuh alasan dan berdusta dengan cara cara licik.

Negeri ini di ujung kehancuran, pemuda yang berunjuk rasa diabaikan bahkan kembali di serang, sementara para wakil rakyat itu dengan enaknya, dengan santainya duduk dalam ruangan ber AC sambil menyilangkan kaki, tuli dengan apa yang terjadi diluar sana. Keadilan Hangus dibawa bayangan, petinggi petinggi itu hanya kiasan, bahkan tidak pantas untuk diberi kehormatan, membiarkan rakyatnya kesusahan, dan mereka tidak menghiraukan, apa yang harus kami lakukan? Haruskah kami membiarkan ini terjadi begitu saja, apakah kami akan hancur dengan sia sia? Banyak orang yang kelaparan, banyak orang yang tidak punya pekerjaan karena tidak berpendidikan, bisakah negara ini menjadi negera maju? Jika rakyatnya yang sudah susah ditambah makin jadi menderita. Tidakkah mereka ingat seberapa besar perjuangan pahlawan yang mati matian membangun negeri ini? Betapa sedihnya pahlawan kita melihat kondisi negeri kita saat ini. Cepatlah kembali Indonesiaku yang Dulu. 

Hari Bahagia

 Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Pagi itu sangat indah, matahari bersinar sangat cerah, keadaan sekarang bak suasana hatiku yang sangat senang, karena hari ini adalah hari ulang tahunku, sejak dari rumah sampai di sini aku tidak berhenti tersenyum, berharap sampai di sekolah nanti ada sebuah kejutan dari teman-temanku untukku, dadaku berdebar-debar saat aku menginjak gerbang sekolah, dan saat aku melangkahkan kakiku untuk masuk ke kelas, di sana Aku melihat teman-temanku yang juga baru masuk ke kelas, Suasana kelasku pun tampak biasa saja dan kedua sahabatku, dinda dan arfi langsung menyapaku, tapi mereka semua hanya bersikap biasa biasa saja, sepertinya mereka lupa dengan hari bahagiaku ini, aku mencoba memancing kedua sahabatku itu dengan bertanya pada mereka itu, " eh Din, Ar, kamu tau tidak hari ini hari apa? " tanyaku, "Hmmm.. ini kan hari senin, memangnya kenapa?" balas arfi. "Haduuhh, kalau itu mah aku juga tau, Maksudku apakah ada sesuatu yang spesial pada hari ini atau tidak?" Jawabku pada mereka, "Tunggu aku pikir dulu, Hmmm..." jawab dinda sembari memegang dagunya, "Sepertinya tidak ada Deh" Ucap dinda lagi. Aku pun sedikit marah kepada mereka berdua, karena melupakan hari spesial ku ini, dan akupun langsung keluar dari kelas tersebut.

Tak lama kemudian Dinda dan Arfi datang menemuiku, mereka berusaha membujukku agar tidak marah terhadap mereka, tetapi aku hanya mengabaikannya, hingga bel masuk berbunyi, kami semua bergegas masuk ke kelas kembali untuk mengikuti pelajaran. Pada jam pertama kami masuk pada pelajaran bahasa Indonesia, dan ternyata guru mata pelajaran bahasa Indonesia kami tidak masuk, dan kami pun harus belajar sendiri di kelas, dan ada beberapa temanku yang memilih keluar kelas dan bolos pelajaran, Aku pun bingung melihat tingkah mereka, sebelumnya mereka tidak pernah melakukan hal ini, tetapi aku hanya mengabaikannya karena suasana hatiku saat itu sedang emosi karena tidak ada satupun teman kelasku yang mengingat hari ulang tahunku ini. Selang satu jam kemudian saatnya pergantian jam pelajaran, saat itu kami memasuki pelajaran bahasa Inggris, dan lagi-lagi guru mata pelajaran kami tidak masuk, dan tambah banyak lagi teman-temanku yang bolos dan keluar dari kelas, aku pun juga tidak menghiraukannya, dan akhirnya tinggal aku bertiga yang ada di kelas, cuma aku, dinda dan arfi. Aku semakin bingung dengan kelakuan teman kelasku itu. Seperti ada yang beda dari tingkah mereka hari itu. 

Sampai pada jam pulang, seharian penuh kami sama sekali tidak melakukan kegiatan belajar mengajar, mulai dari jam pertama sampai jam terakhir, aku pun makin bingung, Karena jarang sekali kami tidak belajar seperti ini dalam sehari, tapi aku hanya bisa diam, dan berusaha tidak peduli dengan kejadian hari ini, karena aku cukup kecewa dengan teman-temanku hari ini, tidak ada satupun dari mereka yang mengucapkan "selamat ulang tahun" kepadaku. Dinda dan Arfi yang biasanya selalu mengajakku untuk pulang bersama, hari ini tidak mengajakku pulang bersama lagi, entah kenapa?, tapi sepertinya mereka sudah pulang duluan, mungkin karena aku tidak mengajaknya bicara sejak tadi pagi. Dan aku pun terpaksa pulang sendiri dengan berjalan kaki. Sesampainya di rumah aku langsung melepas sepatuku dan menaruhnya di rak sepatu, betapa kagetnya aku melihat semua teman-teman dan guruku ada di dalam rumahku, mereka ternyata menyiapkan kejutan untukku, hatiku sangat senang, wajahku yang tadinya murung, saat masuk ke rumah menjadi sangat berseri-seri karena kejutan tersebut. pantas saja tingkah mereka semua di sekolah tadi sangat berbeda. Kami pun merayakan hari spesial Ku ini dirumahku dengan orang tua, guru dan teman temanku, Pada tahun ini adalah ulang tahunku yang tidak bisa aku lupa, hari ini tidak akan aku lupa seumur hidupku. Aku sangat bahagia hari ini. 

Sabtu, 07 November 2020

Kenangan

 Karya: Nurhalisah

          Di pojokan ruangan terlihat seorang gadis yang  sedang termenung Namanya Sasa dia sedang mengingat kenangan kenangannya 5 tahun lalu. Hari ini adalah hari dimana dia akan meninggalkan kota kelahirannya itu dalam waktu yang lama. Suasana di luar rumah begitu panas, hiruk pikuk orang beraktifitas di kota pelajar itu terasa sekali. Berbanding terbalik dengan perasaannya saat ini. Yang begitu sepi dan sedih.


          Dia duduk di teras kost-kostnya menanti ojol yang telah diasewa. Sambil menunggu sesekali tetangga tetangga yang lalu lalang di depan kost menyapanya, atau hanya sekedar tersenyum. Tak terasa lima tahun berlalu begitu saja ya. Dia mengingat pertama kali saat dia menginjakkan kaki di kota itu. Begitu asing, begitu tak ada dia kenal, begitu penuh ketakutan. Kota yang sama sekali berbeda dari kota tanah kelahirannya. Namun dengan berjalannya waktu, pada akhirnya dia terbiasa dengan itu semua, Sasa, seorang gadis dari kota kecil yang merantau ke Yogyakarta untuk menuntut ilmu Dengan bekal yang sudah dia persiapkan matang matang,dia memberanikan untuk hidup di pulau jawa. Dia tidak tahu kanan dan kiri, aku tidak tau arah mana yang harus dia tuju, yang ada hanya aku harus mencari tempat untuk sekedan beristirahat untuk saat itu.


         Hemmm Hari itu lima tahun yang lalu, dimana  dia memulai kehidupannya di kota Yogyakarta, dan juga hari-harinya disana dia mulai ceritakan kehidupannya sendiri yang tak akan pernah bisa dia lupakan, Masa-masa itu semua tersimpan indah di memorynya


Maruala,8 November 2020


Terima Kasih




Mati Rasa

 Oleh : Maydivani Pratiwi


              Rasanya sudah mati rasa, saya mengungkap semuanya.  Hal yang ingin kututup rapat sehingga tak ada seorangpun yang tau berakhir terungkap oleh diriku sendiri. Seperti diujung tanduk, putus asa, bingung, dan merasa sudah tak pantas. Lagi-lagi saya tetap membenci situasi ini, situasi dimana saya merasa serba salah. Mau mundur rasanya sedikit berat, seperti ada beban yang saya pikul di pundak saya, tetapi jika mau maju saya takut akan lebih banyak beban yang saya pikul, tapi saya belum tau itu apa dan saya belum dan tidak tau apa yang akan terjadi jika saya maju.

         Tanpa saya sadari hari itu menjadi titik terendah saya, menangis dalam sholat. Yaa, saya memohon doa pada yang diatas berharap Allah mendengar doa dan langsung mewujudkannya saat itu juga. Rasanya beban yang saya pikul mulai mereda setelah melampiaskan semuanya dengan menceritakan segalanya pada Yang Kuasa. Hari itu entah berapa kali air mata saya menetes dengan deras tanpa henti karena alasan yang berbeda-beda. Saya sangat bingung harus apa, semuanya terasa buram,blur,lalu gelap. Tak ada pencahayaan, tak ada kepastian, bahkan pijakan pun tak ada, semuanya terasa fatamorgana. Seperti berjalan diatas air lalu tenggelam kedalam lautan yang sangat dalam.

           Tapi saya sadari saya tak boleh begitu terus, itu hanya akan menjadi luka untuk saya, seperti menggenggam sebuah durian yang penuh dengan duri. Cukup biarkan dan diamkan,biarkan semesta yang mengatur semuanya, walau mungkin kenyataan yang diberi semesta sangat pahit tapi kita tetap harus menelannya, seperti meminum obat yang sangat pahit tetapi obat itu bisa menyembuhkanmu dengan total. Semesta mungkin jahat sangat jahat, sampai kita lupa bahwa semesta akan tetap memberi kita kebahagiaan setelah memberi kita luka, cukup percayai itu. Tetap positif dan nikmati hidup.

Minggu, 01 November 2020

Hampa

 Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Hari Berganti Hari, bulan berganti bulan, tak terasa Sudah setengah tahun aku tinggal di sini bersama orang-orang asing di tempat yang asing pula. Canda, tawa, susah, sedih, senang, datang silih berganti. Itulah seni dari kehidupan. Kesepian dan kesendirian, selalu terasa dalam hidupku belakangan ini, Betapa sulitnya aku menyesuaikan diri di tempat ini, tak ada keluarga, tak ada saudara, bahkan teman pun jarang. Hanya diri yang ku temani, di tanah Rantau ini, dalam waktu yang sudah setengah tahun, aku seperti masih tidak yakin akan bisa bertahan di sini untuk kedepannya, bagiku waktu 6 bulan itu tidak cukup untuk menyesuaikan diri di tempat seperti ini. Betapa sulitnya hidup ini. Hidup ini tak segampang seperti kita membalikkan telapak tangan. Dengan segala kesederhanaan, dengan segala kekurangan aku menapaki hidup ini tanpa ditemani seorangpun. Demi masa depan dan hidupku aku hanya bisa mengadu nasib di tanah orang seperti saat ini, tanpa kasih sayang orang tua dan saudara, kadang aku bertanya "mampukah aku menjalani rintangan ini?"

Berteman doa dan harapan, tiap pagi aku pergi menyusuri kota ini, dimulai dengan berkuliah sampai kerja sampingan sebagai kurir di salah satu tempat pengiriman barang. Cukup sulit untuk dilalui, kadang kepanasan dan tak jarang juga kedinginan, seharian di bawah sinar matahari Terhempas debu yang berterbangan, dan kadang dibasahi oleh air hujan. Pulang malam, disambut oleh tugas-tugas yang telah menungguku agar diselesaikan. Letih ku harus ku tahan demi tugas yang harus ku kerjakan. Hampir tiga jam waktu ku habiskan untuk menyelesaikan semua tugasku. Setelah itu, aku harus beristirahat agar esok bisa kembali memulai aktivitas dengan semangat. Mentari kembali terbit, pertanda bahwa aku harus melakukan rutinitasku tiap harinya. 

Tak terasa sudah bertahun-tahun aku disini, dan Tinggal selangkah lagi masa kuliah ku akan berakhir, dan hari ini adalah hari yang menentukan aku akan pulang bertemu keluargaku atau tetap akan tinggal disini, Dan begitu mendengar beritanya, aku begitu girang dan sangat bahagia, setelah bertahun-tahun tidak bertemu dengan keluargaku Akhirnya aku bisa bertemu mereka lagi, aku bisa merasakan kasih sayang mereka lagi, dan aku juga sudah bisa tinggal bersama mereka lagi. Dengan uang tabunganku selama bertahun-tahun yang kudapat dari hasil kerjaku sebagai kurir, akhirnya aky bisa pulang ke kampung dengan uangku sendiri, tak lupa aku juga membelikan oleh oleh untuk keluargaku, betapa indahnya jika aku bisa memberikan sesuatu kepada orang yang ku sayangi dengan hasil keringatku sendiri. Tak ada satupun keluargaku yang mengetahui bahwa aku akan pulang hari ini, dan saat aku sampai mereka sangat bahagia melihatku dan langsung memelukku.

Selasa, 27 Oktober 2020

Loveself

Oleh:Gia Syahirah Amalia
Perubahan itu memang nyata,terkadang terjadi secara tiba tiba tanpa perlu aba aba.Tak peduli apakah kita sudah siap akan kenyataannya bahwa memang telah ada yang berbeda dari sebelumnya.Ketika kamu mencintai diri sendiri,kamu bersinar dari dalam.Mencintai diri sendiri apa adanya berarti dapat menerima segala
kelebihan tanpa merasa tinggi hati, namun di sisi lain juga berlapang dada untuk
merangkul semua kekurangan tanpa ditutupi.Kurang mencintai diri sendiri bisa saja menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.

Memang mencintai diri sendiri itu memang sulit daripada mencintai orang lain.Karena rasa insecure selalu ada di setiap orang setiap kali melihat ada yang lebih baik dari dirinya.Merasa dirinya tidak pantas untuk dihargai,dan terjadi lah hal yang tidak diinginkan,yang membuat mentalnya down karena selalu insecure terhadap orang lain.Itu semua salah,semua orang berhak bahagia walaupun itu dengan hanya mencintai diri sendiri,semua orang diberi masing masing kelebihan oleh Tuhan.Manusia tidak dituntut untuk fokus pada
omongan orang lain. Manusia juga tidak akan disibukkan untuk membandingkan
diri dengan kehidupan orang lain, sehingga akan punya lebih banyak waktu untuk
mengurus diri sendiri menjadi lebih baik lagi.

Sekali lagi belajar untuk mencintai dirimu apa adanya,sampai kau menyadari bahwa dirimu memiliki kelebihan tersendiri.Berbanggalah dengan diri sendiri kamu menarik orang yang mencintai, menghormati dan menghargaimu.Semuanya dimulai dengan dan bagaimana perasaan mu tentang diri sendiri.Mulai merasa layak,berharga,dan layak menerima kehidupan terbaik yang ditawarkan.Hargai dirimu sendiri, cintai dirimu sendiri, karena tidak pernah ada orang sepertimu dan tidak akan pernah ada lagi.


Mine?

Oleh : Muhammad Alfauzi Arif
   
      "Mama!!! "Triak Galdys Dari atas Kamarnya
"Apa sihh Glad triak triak,mama kn jadi Kaget!!"Ucap mama gladys dari bawah. Smbil memegang dadanya
"Ma, liat dress Glad nggk? Yang warna navy? " tnyaknya pada Cleopatra. Mama Galdys
"Hmm. Kayknya ada di sofa deh, tadi mama lipat. Coba deh cek di sofa"jawab Cleopatra sambil berjalan menuju sofa bersama Galdys 
"nah ini dapat, maksih mama" Ucap gladys smbil mencium pipi mamanya. 
Galdys berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Hari ini Dia akan pergi ke pesta ulang tahun teman. galdys berjalan ke arah meja tata rias untuk merias wajahnya dengan make up tipis. 
Tiba-tiba dari bawah terdengar suara mobil. Dan Galdys pun bergegas menuju ke bawah
"Udah lama Din?"tanyakx pada Andini
"baru juga smpai. Yaudah yuk berangkat yang lain udah nungguin." Ucapx smbil berpamitan pada Cleopatra 
"tante kita pamit yah" Pamit andini pada mama gladys 
"ma,pergi dlu yah dah"
"iya hati-hati yang jangan ngebut²"
"oky deh" ucapnya bersamaan sambil mengacukan jemponya.

   30 menit kemudian Mereka berdua sampai di gedung mewah. Mereka berdua turun dari mobil dan bergegas masuk. Tanpa sengaja Galdys merasa Ada benda keras yang menabrak Jidatnya. Lalu gladys mengangkat kepalanya dan betapa terkejutnya ketika yang ia tabrak adalah cwok yang sering Mengusik pikirannya
"Duh, Sorry² gw nggak sengaja"maaf Gladys pada _Dia_
"Hmm"
_Dihh dasar kulkas irit banget sih caranya bicara_ Gumamnya dalam hati
"udah² yuk Glad masuk yang lain dah nungguin" tarik Andini pada gladys untuk masuk
"Nggk, dia masuk bareng gw" ucap Geral dengan Cool
"idih, siapa lo nggk gw masuk sma andini yuk din masuk" Sinis gladys pada Geral
Tiba-tiba tangannya di tarik dluan oleh geral meninggalkan andini sendirian di luar sana
_Dasar cwok Kulkas_ triak Galdys dalam hati
Mereka berdua sampai di meja Yang telah disiapkan Galdys terpaksa duduk bersama geral dan teman geral. 
"Widihh pak bos bawa bidadari nih"ucap Dion teman geral smbil mengedupkan matanya
_Dasar Buaya_
"Dihh spa tu Ral? Pacar baru?" Goda Randi selaku teman geral juga
"Duhhh Dede emes cantik benar deh" Goda Refan yang mendapati tatapan tajam dari Galdys
Jangan tnykn andini dia Dari tadi kembali ke meja teman²nya
"Ral kalian berdua Pacaran?" Ucap Marvel Yang 11,12 dengan geral. Yang cool
"Hmm"
"Dihh ngomong yang bener dong pak bos" Celetus Refan sambil memakan Makananya
"Iya" ucapnya singkat

   Tiba² Gladys terbatuk mendengar ucapan lelaki aneh ini. Gldys masih Mencerna baik²ucapan cwok itu
"Dih, sejak kapan lo Jadi pacar gw? Nggk kita berdua nggk pacaran."ucap glady berusaha tenang
Nampak beberapa teman Geral yang menahan tawanya, hmm kecuali sihh Marvel yng sibuk dengan Hpnya
"Idihh si pak bos ngaku² blng pacaran ama dede emes tapi nyatanya tidak yahahahah!!! "Ucap refan Yang tak berhenti tertawa. Dan mendapati Tatapan tajam dari Geral.
"Whahaha!!! Dasar geral langsung mencap anak orang aje lo" Kini giliran Dion yang bicara smbil Tertawa
"Skarang lo Jadi milik Gw,nggk terima penolakan"Ucap geral serius dan nenatap Gladys 
Deg!! Jntung gladys bermaraton nihhh
"Dihh gila sih boss langsung gas" Tawa Mereka semua
_Dasar Cwok anehh. Huwaaa mamaa ank mu pengen pingsan_ Teriak Gladys dalam hati.

Kamis, 22 Oktober 2020

Menetap

Oleh:Gia Syahirah Amalia
Sungguh menetap itu memang bukan hal yang mudah untuk dijalani.Ada orang-orang yang lebih baiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang.Dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian kepada diri.Cinta tidak akan pernah mengumumkan kedatangannya, ia datang begitu saja menyusup masuk dalam hati, menetap, dan menyatu di dalamnya.

Bagi diriku menetap di hati yang sama yang telah pernah menyakiti perasaan kita itu sungguh sangat menyakitkan.Pikiran akan terus ada tentangnya,entah itu kenapa?Aku tidak tahu.Aku juga terkadang memikirkan bukankah cinta adalah proses menuju jalan pulang?Berjalan menuju seseorang yang kelak kau sebut rumah dan menetap di sana hingga waktu menutup usia.Itu bisa terjadi jika kau menetap dengannya dengan niat yang tulus untuknya.

Memang sulit bagi diriku karena aku menetap pada orang yang salah,yang sama sekali tidak pernah peduli tentang apapun.Yah itu sangat menyedihkan dan aku berusaha untuk pergi walaupun itu berjalan dengan sangat pelan.Sebagian orang beranggapan apa yang aku alami saat ini adalah satu pertanda bahwa merangkai cerita dengan mereka adalah salah satu hal terindah dari sekolah banyak cerita yang aku punya.Tetapi anggapan orang itu salah bagiku,aku ingin aku ingin meninggalkan penetapan ini untuk nya karena aku sadar aku menetap pada orang yang kurang tepat.Sungguh disayangkan,semoga aku menetap lagi,tapi kepada orang yang tepat.

Rabu, 21 Oktober 2020

Jangan Salahkan Dia!

 Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Dia, duduk di samping jendela, dibawah sinar lampu yang temaram. Mencoba memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan sebagian dari cahaya matahari. Angin malam berhembus sepoi sepoi, Awan bergerak perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Tak ada bintang yang terlihat, semua bersembunyi dibalik awan, barangkali malu untuk kulihat, katanya dalam hati seraya tersenyum. Apakah langit sedang murung? Ataukah sedih? Tanya nya dalam hati. Beberapa menit setelahnya, Setetes air tertancap dijendela, dan perlahan turun lagi beberapa tetes air, Awan yang tadinya bergerak menghilang, Purnama yang mulanya terang pun tertelan. Seketika dia berfikir, "apakah ini salahku?, apakah mereka semua menghilang karena aku? Apakah mereka marah karena ku pandangi? Padahal aku hanya ingin melihat keindahan mereka" di berteriak sekencang-kencangnya di bawah rintik hujan yang sangat deras, dan ia meneteskan air matanya, seakan tidak terima disalahkan, dia seakan meronta ronta ingin keluar dari tubuhnya sendiri, sepertinya ada sebuah kesalahpahaman yang terjadi padanya di masa lalu. Sepanjang malam Ia lewati hanya dengan, meratapi sesuatu yang membuatnya tertekan, ia sangat takut semua orang mengucilkannya karena hal itu. Sampai saat ini dia belum berani keluar dari kamarnya sendiri. 

Keesokan paginya, tepat pada pukul 7.30, Ia masih berada di atas tempat tidurnya, matanya sangat sembab dan tubuhnya terkapar lemas, Sepertinya dia benar benar tidak tidur sepanjang malam, Ia mengabaikan segalanya, bahkan makannya pun jarang, seperti tidak ada lagi tumpuannya untuk hidup, Sepertinya dia sakit, dia mengalami gangguan pada dirinya akibat keterpurukan yang ia alami karena kejadian yang terjadi di masa lalu, dia sering mengigau seakan berbicara dengan seseorang,  dan orang yang ia ajak bicara itu seakan membelanya bahwa dia memang tidak bersalah pada kejadian di masa lalu tersebut. "Awasss!!!" Terdengar suara teriakan nya sangat kencang, dia kembali menangis dengan sangat keras, ia berteriak-teriak histeris, entah kejadian apa yang terjadi pada masa lalunya sehingga tidak bisa ia lupakan sampai saat ini. Aku berusaha mengorek Hal apa yang membuatnya sangat terpuruk saat ini, Aku memberanikan diri untuk menyapanya dan duduk di sebelahnya, Saat melihatku dia tersenyum dan seketika langsung memelukku, "Vinaaaa, Vinaaa, kamu Dari mana saja, kakak sangat merindukanmu, Apakah kamu marah pada kakakmu ini?, Kenapa kamu meninggalkan kakak selama ini?" Tangisannya semakin kencang, Tapi nadanya agak beda, sepertinya ini adalah tangis bahagianya. Aku yang tidak mengetahui apapun, hanya diam mendengar semua katanya itu. "Kamu tidak apa apa kan dek? Sekarang kamu sudah besar ya dek, kamu cantik sekali, kamu tidak marah sama kakak kan? Kakak pikir kamu tidak mau lagi bertemu dengan kakak!" dia kembali bertanya. Mendengar kata-katanya itu, membuat aku semakin bingung, dan akupun berusaha bertanya padanya tentang apa yang terjadi "Memangnya dulu aku kenapa kak?", diapun terdiam, matanya tertuju lurus kedepan, seakan membayangkan sesuatu, dengan polosnya ia menjawab, " Sekitar 6 tahun lalu, kamu masih berumur 11 tahun, pada saat pulang sekolah, Kakak terlambat menjemputmu disekolahmu karena ada tugas tambahan dari sekolah kakak, dan pada saat Kakak sampai di sekolahmu, kamu sudah tidak ada di sana, dan sekolahmu pun sudah kosong, Kakak mengira kamu sudah dijemput oleh ayah, Makanya kakak langsung pulang ke rumah tanpa mencarimu, dan ternyata saat itu kamu tidak pulang kerumah, ibu dan ayah memarahi kakak dan kami mencarimu kemanapun tapi tidak menemukanmu, ayah sudah melaporkan hal ini kepolisi tapi tetap saja kamu tidak ditemukan. sejak saat itu ibu dan ayah menyalahkan kakak atas kehilanganmu, mereka menyudutkan kakak, dan sampai saat ini mereka pun masih sering menyalahkan kakak, hidup kakak serasa tidak berguna lagi, untuk keluar kamar saja kakak tidak berani" perlahan lahan suaranya makin mengecil dan ia pun tertidur, kurasa ia kelelahan. 

Mendengar semua jawabannya, Aku akhirnya mengetahui apa yang menyebabkannya menjadi sangat terpuruk seperti ini, Sepertinya dia tidak ingin disalahkan akibat kehilangan Adik itu, karena dia juga tidak mengetahui apapun tentang hilangnya Vina, adiknya. Ia menjadi terpuruk karena sering disalahkan oleh kedua orang tuanya, sepertinya Ia merasa bahwa hidupnya sudah tidak berarti lagi, kedua orang tuanya hanya peduli terhadap Vina, orang tuanya itu tidak menyayanginya, kedua orang tuanya bahkan menganggapnya sudah mati. Dan ternyata orang yang selalu ia bayangkan dan diajak bicara saat sendiri itu ternyata adalah Vina, adiknya itu selalu meyakinkan kakaknya bahwa kakaknya tidak bersalah sama sekali, agar kakak bisa terlepas dari keterpurukannya itu. Meskipun sampai saat ini Keberadaan Vina tidak pernah diketahui.

Senin, 19 Oktober 2020

Baktiku Padamu



Oleh:Sri annisa
       “Suara Adzan Subuh Berkumandan”
           Beberapa menit kemudian. Gadis cantik terbangun dari tidurnya dengan setengah sadar berusaha melihat jam dinding yang ada dikamarnya, jam menunjukan pukul 05.00 WITA. Reena segera bangun dan bergegas menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Sepuluh  menit berlalu, gadis itu lanjut membereskan kamarnya dengan telaten, sekarang ia berdiam diri didepan sebuah cermin besar di salah satu sudut kamarnya. Menatap lurus kedepan sambil sesekali memaksakan satu goresan senyum diwajahnya, suatu aktifitas kecil yang tidak pernah ia lupakan. Ia selalu mengawali paginya, kehidupannya, dan segala dalam hidupnya dengan senyuman kecil, lalu menyisir rambutnya yang panjang dengan sangat baik. Jam dindingnya sekarang menunjukkan pukul 06.00 WITA. Ia berdiri dan segera bersiap untuk hidupnya dipagi itu.
                             “Ibu. Rena sudah siap ke sekolah”
“Sarapan dulu nak..”
“Iyaa bu…”

Yaps namanya adalah Annasya Adreena Saila, gadis kelahiran Barru, 06 januari 2002, anak tunggal dari keluarga yang cukup berada. Ia bersekolah di salah satu SMA unggulan yang ada di Sulawesi Selatan, Kabupaten Barru. Sekarang ia duduk dibangku kelas XII di semester terakhir, sebentar lagi ia akan menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA dan sudah pasti akan melanjutkan pendidikannya di tingkat Universitas yang sangat ia impikan.Sekarang adalah hari dimana daftar nama yang dapat mengikuti seleksi SNMPTN dikeluarkan. Dan Reena adalah salah satu siswa yang dapat mengikuti seleksi itu. Ia terbilang siswa yang cukup cerdas di sekolahnya, di SMA ia berada di jurusan IPA.
“Hmm” gadis ini hanya duduk diam dibangkunya dengan memakai headset yang tersambung langsung dengan notebooknya. Ia termasuk wanita penggemar musik slow dan lagu yang dimainkan oleh rapper. Yah sesuai moodnya. Dan sekarang ia sedang mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh Saykoji Pasti Bisa….

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan pun berlalu, dan kini tahun demi tahun kian bergati dan seterusnya. Tak terasa Reena si gadis kecil yang terkenal periang itu kini tumbuh menjadi gadis dewasa yang sangat cantik dan berprestasi. ia mampu menyelesaikan pendidikan S1nya berkat bantuan sang Ayah, walaupun semenjak ia resmi menjadi mahasiswa Universitas Negeri Makassar sang Ibu yang sangat ia rindukan tak pernah menghubungi dirinya, hanya lewat sang Ayah ia mampu mengetahui kabar dari sang Ibu. Saat ia diangkat menjadi asisten dosen karena prestasi yang ia miliki, berbagai beasiswa juga ia dapatkan karena ketekunannya yang berbuah manis. Tapi tetap apapun itu semua tak akan lengkap tanpa dukungan sang ibu tercinta…suatu saat ibu tercinta menghampiri anak nya dengan berkata “Ren, ibu mau bicara sesuatu nak” 
    “Apa bu? Bilang saja”
    Ibu Reena menggenggam tangan putri tunggalnya itu
“Ibu cuma mau bilang. Ibu sangat bangga padamu” 
Reena menitikkan air mata bahagianya

Satu Hari

 Oleh : Maydivani Pratiwi

              Satu hari itu, satu hari dimana dia membuatku merasa seperti orang spesial, dan satu hari yang terasa 1 abad. Satu hari dimana dia mengabulkan keinginan yang tidak pernah terucap oleh mulut ini, dan entah darimana dia mengetahuinya. Satu hari itu menjadi sangat berharga dan membekas dipikiranku sampai saat ini, sungguh. Sampai detik ini rekaman malam itu masih terputar dan terpampang jelas di pikiranku, dan aku tak tau cara mematikannya bahkan untuk mempausenya aku tak kuasa, segalanya terasa sangat sia-sia jika aku mematikan rekaman itu dan melupakannya. Saat itu dia datang yang kukira dia tak kan kembali lagi setelah menghilang, ternyata dia datang untuk menyapa.

                   Sapaan itu menjadikan ruang chat yang sempat terhenti menjadi terlanjut dan terasa hangat. Dan aku merasa aku menyimpan perasaan. Satu hari itu dia menjadi sangat hangat,kedinginan malam itu jadi tak terasa karena kehadirannya. Satu hari itu dia seperti menjadi seorang pangeran. Malam itu aku tak bisa tidur, dan kau menemaniku hingga ku tertidur lelap, yaa memori itu yang sampai sekarang tak ingin pergi dari pikiranku. Entah penghapus merek seperti apa yang bisa menghapuskan memori malam itu, kalau ada aku ingin membelinya sekarang juga. Benar-benar memori itu sangat membekas seperti diriku telah mengalami kecelakaan parah dan mendapatkan luka yang susah hilang,bahkan bisa jadi tidak akan pernah hilang.  Sampai pada akhirnya, dia menghilang.

                 Semua yang telah terjadi hari itu hanya berlangsung singkat, seperti sebuah film pendek tanpa adanya season 2. Ada yang bisa memberiku jawaban tentang pertanyaanku ini? mengapa yang bahagia-bahagia itu tak pernah berlangsung lama ataupun abadi? kumohon beri aku jawaban. Aku bahkan sudah memberanikan diri untuk menanyai langsung pada orangnya, aku salah apa? kenapa kau berubah? tapi sampai sekarang aku belum mendapatkan jawabannya. Sekarang aku seperti di ujung jurang, jika aku ingin maju kedepan mungkin aku akan jatuh dan terluka, tapi jika aku mundur kebelakang aku bisa bebas tapi tanpa tujuan dan bingung harus kemana. Bingung sekali kenapa hanya karena 1 orang aku merepotkan otakku untuk berpikir, sudah kubilang berkali-kali dicerita ku yang sebelum sebelumnya, aku ini bodoh, dan entah kapan sikap bodoh itu hilang, kuharap ada orang yang akan bisa menghilangkan sikap bodoh itu, semoga.

Rindu?


  Bagaimana hari mu? Apakah menyenangkan? hari-hari ku tidak semenyenangkan harimu. Tiba tiba saja aku rindu bersekolah. Selama tujuh bulan lamanya tidak kesekolah rasanya sangattt.... hambar? Bisa dikatakan seperti itu, tidak ada yang menarik selama ini. Tinggal dirumah membuaku semakin malas, semuanya menjadi tertunda-tunda, sangat tidak menyenangkan. 

     Aku rindu kesekolah,rindu kepada teman-temanku. Hari hari disekolah dan dirumah saja jelas sangat berbeda, jika disekolah semuanya akan terasa menyenangkan karena dilakukan bersama sama dan jangan lupakan tingkah konyol teman teman aaa.. itu sangat menyenangkan , jika dirumah semuanya terasa membosankan, tidak ada teman bercerita ataupun tertawa. 

          Saat ini aku bahkan tidak terlalu akrab dengan teman baru ku, ini semua karena keaadaan yang memaksa. Aku selalu berharap agar keadaan segera membaik agar aku bisa kembali kesekolah dan bertemu teman-teman baru.

Kamis, 15 Oktober 2020

TIPUAN ANGAN

Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Rintik hujan membasahi, serpihan kayu melapuk, dan burung burung beterbangan mencari tempat berteduh. Di hari-hari hari penghujung tahun ini sungguh misteri, terkadang sangat terik, dan kadang juga jadi sangat sejuk karena hujan. Saat ini pada jam dinding terlihat waktu menunjukkan pukul 15.42 WITA. Keadaan sekitar rumahku sangat sepi, meski bising akan suara rintik hujan yang turun tak beraturan, dan sekali kali terdengar juga suara mobil yang melintas didepan rumahku.  Saat ini aku merasa sangat Dilema, kepalaku pening, jemariku kaku dan badanku agak lemas, aku tersandar di dinding kamar, di samping jendela sembari menghitung rintik rintik hujan yang tidak ku ketahui berapa banyaknya, meski sudah ku coba beberapa kali untuk mengamati tiap rintik hujan yang turun, aku juga tetap tidak mengetahui berapa rintik hujan saat itu, Sungguh hal yang sangat tidak berguna untuk di lakukan. Mengingat banyaknya hal yang harus aku selesaikan, pikiranku langsung buyar, tatapanku yang tadinya hanya tertuju ke luar jendela langsung tertatap pada meja belajar, Kepalaku yang tadinya pening langsung tegak, dan badanku yang sebelumnya agak lemas seketika Strong

Aku teringat pada Tugasku yang sangat menumpuk, seakan tugas-tugas itu sudah membentuk gunung yang menjulang tinggi. "Huh, Ya Tuhan, Kapankah tugas ini bisa selesai semua,  aku sudah sangat bosan mengerjakannya, sementara para Guruku tidak pernah bosan memberikanku tugas" Ocehanku sementara berjalan ke Meja belajar, ku ambil pulpen dan kembali mengerjakan tugasku, sekitar 30 menit ku kerjakan, tanganku sudah sangat kaku dan loyo, aku berinisiatif mengistirahatkan sejenak tanganku, dan kepalaku kusandarkan ke Sandaran kursi yang ku gunakan, sambil memejamkan mata, dan betapa kagetnya aku melihat sosok wanita dihadapan ku, mengenakan baju berwarna putih dan memegang sebuah tongkat, Dia layaknya seperti seorang peri di cerita-cerita dongeng. Aku sama sekali tidak menyangka hal ini akan terjadi padaku, Awalnya aku takut mendekatinya, tetapi saat peri itu melontarkan pertanyaan kepadaku, aku menjadi yakin bahwa dia memang seorang peri asli. Dia menanyakan padaku tiga hal yang sangat aku inginkan, dan saat itu aku menjawab " Pertama Aku ingin Handphone  yang sangat canggih dan mewah dan bagus untuk digunakan bermain Game Online, yang kedua aku ingin memiliki banyak kouta internet yang tidak terbatas dan aku bisa menggunakannya sepuas ku, dan yang ketiga.... Hmmm.... Apa yah?" Akupun bingung, apa yang harus ku minta lagi, dan saat mataku tertuju pada meja belajar, aku pun berfikir untuk meminta pada peri tersebut agar semua tugasku selesai pada saat ini juga. 

Peri itu mengiyakan semua permintaanku, Tetapi dia memberi syarat untukku, syaratnya adalah aku harus rajin dan tidak akan bermalas-malasan lagi, Mendengar syarat yang gampang seperti itu, aku langsung mengiyakan syarat tersebut tanpa berpikir panjang. Aku sangat senang pada saat itu, Peri itu menyuruhku untuk memejamkan mataku, dan dia bilang saat aku membuka mataku kembali, apa yang aku inginkan, akan ada di depanku. Dan akupun menuruti kata peri itu. Tetapi, karena naif nya diriku, saat aku membuka mata, peri itu sudah hilang dari hadapanku, dan aku merasa tubuhku sangat pegal, mataku sangat sayu, seakan baru saja terbangun dari tidurku dan dari jendela terlihat hujan sudah mereda. Dan saat aku melihat ke meja di depanku, tidak ada satupun permintaanku yang terwujud, tidak ada handphone dan kouta internet sama sekali, bahkan Tugasku masih di atas meja belajar, dan belum ada yang selesai satupun. Beberapa menit kemudian aku baru menyadari bahwa hal yang kualami tadi itu hanyalah mimpi, meski sedikit kecewa tetapi dari kejadian tersebut aku dapat memahami bahwa untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita harus rajin dan pantang menyerah agar bisa mewujudkan impian kita. Kemudian aku kembali mengerjakan tugasku dan menyelesaikan semuanya karena waktu sudah menjelang malam. 



Live load

Oleh:Gia Syahirah Amalia

Terasa terbebani oleh sesuatu itu sudah pasti biasa dirasakan oleh setiap orang.Selalu ada tanggung jawab dan beban yang besar dibalik setiap kesempatan yang telah kita ambil.Its okay namanya juga hidup semua keputusan dan pilihan ya kita sendiri yang ambil, terserah mau mana dulu yang mau di prioritaskan dan mana yang harus dikorbankan.Terkadang kita memang tak adil pada hidup kita sendiri. Tatkala tiada pilihan, kita menggerutu. Padahal Tuhan tak memberi pilihan lain karena telah menunjukkan itulah satu-satunya pilihan terbaik bagi hidup kita.Yakin aja terus semua pasti ada hikmahnya.

Beban di setiap orang itu berbeda,terkadang beban yang seperti tidak bisa menikmati hidupnya,kadang yang ketika seseorang itu berhenti menangis,maka beberapa saat kemudian tentu saja air matanya akan kering di pipi, isaknya akan hilang disenyap, seperti tidak ada lagi sisa tangisnya di wajah. Tetapi tangisan itu tetap tertinggal di hati. Kesedihan, rasa sakit, kesendirian, beban yang membekas.Setiap orang dapat memikul segala bebannya meskipun berat bahkan hingga malam tiba.

Setiap orang bisa melakukan pekerjaan nya,setiap orang bisa hidup dengan bahagia dan tenang.Beban hidup juga takkan ringan bila kita hadapi dengan muram.Dengan terus melangkah, cepat atau lambat, semua beban kenangan akan tertinggal di belakang.Buatlah hidup ini seindah mungkin kamu tidak  perlu disesali bikin saja happy mengalir,nikmati jangan membuat beban di hati.Because hanya orang yang mempunyai keberanian yang sesungguhnya, yang mampu menanggung beban dari pengalaman yang seburuk-buruknya yang bisa dialami manusia dengan sikap bijaksana.




Minggu, 11 Oktober 2020

Happier







 Menurut kalian bahagia itu bagaimana? tentu saja semua orang punya pendapat yang beda. Ada orang yang hanya dengan makan dia bisa senang, ada orang yang bisa pergi berlibur sudah senang, ada juga orang yang melihat orang lain bahagia akan ikut bahagia, itu semua tergantung pemandangan mereka masing masing tapi bagi aku bahagia adalah ketika aku bisa mencinta diri ku sendiri, peduli terhadapp diriku sendiri, menjadi diriku sendiri, tidak ada kebahagiaan yang le bih dari itu. 

dulu waktu aku sering bercerita masalahku kepada oranglain, orang lain menganggapnya sebuah lelucon. ketika aku menjadi diri aku tidak bisa menyalahkan mereka. dan dengan polosnya aku meng iyakan bahwa itu sebuah lelucon namun aku juga tidak bisa membohongi diri aku. di saat aku berusaha menjadi diriku sendiri orang menganggpku aneh menganggap aku hanya berlagak aneh, akupun kembali menjadi orang lain, sebelum aku menjadi orang yang mencinti diri sendiri aku selalu menganggap lelucon soal fisikku itu beneran nyata. waktu waktu yang aku lewati sebelum menjadi diriku sendiri memang berat namu tidak seberat itu. 

tapi hari ini aku sudah menjadi apa yang diri ku mau bukan apa yang orang lain mau. aku menumbuhkan banyank rasa cinta dan sayang pada diri aku sendiri, aku lebih mencintai diriku dibanding aku mencintai orang lain. aku bersyukur pada tuhan karena telah menganugrahiku rasa sayang dan cinta pada diriku sendiri. kini aku sadar bahwa dulu aku bukannya tidak mencintai diriku hanya saja aku terlalu mementingkan pendapat orang lain dari pada perasaanku. tapi sekarang tidak lagi aku akan terus menerus menjadi dan peduli terhadap apa yang aku rasakan bukan terhadap apa yang orang lain rpikirkan tentangku.

overthingking


 

Seperti hari hari sebelumnya aku dengan rasa malas yang tidak pernah hilang  berbaring di atas kasur memikirkan hal hal yang mungkin terjadi di masa depan, aku sadar aku akan menyesali masa sekarang masa dimana aku hanya ingin bermalas malasan meskiun aku sadar hal itu aku tidak tahu kenapa aku tetap merasa malas. Di pagi hari dengan pemikiran tanpa tersadar aku berjalan keluar rumah sambil mendengarkan lagu  ketika aku berjalan aku bertemu dengan seseorang yang familiar meskipun begitu aku tetap tidak bisa mengenalinya siapa dia. Dia perlahan mendekatiku saat dia menatap mataku, aku tanpa sadar menghentikan langkahku dan terdiam sejenak, dia bertanya padaku mengapa aku bisa sesantai ini? Aku yang belum mengetahui alasan mengapa aku bisa seperti ini hanya terdiam, dia kembali bertanya padaku apakah benar aku bahagia? Apakah aku tidak kesepian? Apakah aku benar benar tidak membutuhkan oran lain? Aku hanya bisa mendengarkannya tanpa bisa berkata apapun.

 Aku menghentikan lagu itu dan berusaha kembali menatap matanya tepat pada saat aku menoleh ke atas tiba tiba saja dia menghilang dan akupun tersadar itu adalah halusinasi semata aku di saat yang sama aku melihat wajahku melalui layar hp dan menyadari bahwa orang yang ada di halusinasi aku itu adalah diri ku sendiri, aku terlalu malas untuk meimikirkan mengapa hal itu terjadi tapi aku menyadari bahwa pertanyan yang diriku tanyakan pada diriku sendiri belum bisa aku jawab aku terdiam dan menghayal memikirkan jawaban dari pertanyaan itu, dan aku akhirnya menyadari sesuatu yang aku sendiri baru sadar.

Aku sadar selama ini aku bukannya bermalas malasan ataupun santai cuman saja aku masih belum memiliki alasan yang pasti kenapa aku harus melakukan hal itu, aku tersadar selama ini aku tidak bahagia hanya saja orang orang berpikir seperti itu,aku bukanlah orang yang setiap harinya baik baik saja, aku mengetahui  aku hanyalah orang yang merasa kesepian namun kesepian itu bukan masalah yang besar aku sendiri suka dengan kesepian ini tidak banyak memikirkan hal, tidak banyak bercerita, tidak banyak berkata,tidak banyak merengek, aku tahu aku sebenarnya butuh orang yang benar benar memahamiku namun aku tidak mau mencari, aku tidak mau mempercayai orang lain,  aku tidak mau orang lain banyak tanaya tentang diriku. Karena aku paham satu satunya orang yang aku butuhkan ada diriku sendiri, orang yang bisa mengubahku hanyalah aku sendiri, orang yang bisamemahami betul betul perasaanku hanaya diriku sendiri, satu satunya orang yang mampu menyadarkan dan ;memngingatkan ku hanyalah diriku sendiri, bukan orang lain.

Luka

Oleh : Muhammad Alfauzi Arif

    "Mamaaa!!!".teriak luka dari atas tangga.
"kenapa sih kak triak²,kakak mau apa". Tanya Berlin mama luka. 
"maa papa mana? Papa tadi janji mau ngajak luka jalan², luna capek ma tidur terus". Kesal luna yang sedari tadi merasa bosan di kamarnya bingung harus ngapain.semua orang sangat memanjakannya sehingga ia merasa risih.to kan luna udah gede bukan anak kecil lagi. Sudah berulang kali ia mengatakan hal seperti itu kepada kedua orang tuanya. 
" kakak, sabar yah papa masih dijalan. Emang kakak udah merasa lebih baik? Kakak kan baru saja keluar dari rumah sakit?". Kata mama luka. Karna jujur mama luka sangat khawatir dengan keadaan luka. Luka masih belum pulih dengan penyakitnya. Baru dua minggu lebih luka menjalani kemoterapi. Alhasil luka masih kelihatan sedikit pucat. 
"maa, luka tu sehat ma, luka pasti sembuh. Mama nggk usah khawatir deh ma".ucap luka malas. 
Tiba-tiba suara kalakson terdengar dari luar. Itu adalah suara kelakson mobil Farid papa Luka. Luka dan Berlin membuka pintu. 
"papa!! Kok papa lama sekali sih? Papa kan janji mau ngajak luka jalan"ngambek luka. 
"hahaa, anak papa nih udah gede masih saja bersifat kekanakan. Maaf ya sayang papa tadi banyak kerjaan. Jadi papa agak kemalaman dehh. Jangn marah yahh Princes papa yang cantik" farid mengusap kepala luka dan memeluknya dengan manja. Ia sangat takut jika suatu hari nanti ia tak bisa lagi memperlakukan putrinya seperti saat ini. Andai saja ia dapat menggantikan posisi luka. Pasti ia lebih memilih berada di posisi luka. Ia takut kalau luka bakalan meninggalkannya. 
"paa...papa kok nangis sih?". Tanya luka yang masih memeluk papanya
"papa nggak nangis kok sayang, papa hanya capek saja".jawab farid sambil melepas pelukannya.
"pa. Papa tau nggak, masa mama ngelarang luka jalan².kan luka juga capek di rumah terus. Mama kata berlin masih hafus istrahat. Mama tu nggk percaya kalo luka pasti akan sembuh. Iya kan pa?". Ngadu luka pada sang ayah sambil memanyunkan bibirnya. 
"udah, udah lebih baik papa mandi dlu trus kita makan. Kasian tu papanya bau". Kata berlin pada Luka. Lalu berlalu meninggalkan anak dan suaminya. 
"yau dah papa mandi dlu yah sayang trus itu kita makan baru kita jalan² sma mama. Oky? 
"oke pa, luka sayang papa". Ucap luka lalu mncium pipi farid
"papa kuga sayang luka. 


    Didalam kamar luka menahan salit di kepalanya. Ia sudah tak tahan lagi dengan penderitaannya. Ia lalu beranjak dari kasur dan mengambil obat yang ada di dalam laci meja. Lalu ia meraih segelas air yang ada di atas meja. Dan tiba-tiba tangan luka lemas dan alhasil gelas yang luka pegang jatuh. 
"Paaa maaa!!". Teriak luka dalam kamar sbil memengang kepalanya. 
"Lukaaaa... Kmu kenapa sayang". Tiba²pintu kamar terbuka menampilkan berlin dan farid. Farid langsung berlari menuju kasur putrinya.
"kakak, kakak kenapa. Pa ayo cepat bawa luka ke rumah sakit". Tangis berlin tak mampu lagi ia bemdung ia khawatir akan terjadi hal yang buruk dengan anaknya. Namun saat farid ingin menggendong luka. Luka menahan dan memilih untuk berbaring di kasurnya. Denga berat hati farid menggendong luka naik ke atas kasur. 
"Paa.. Mama luka udah nggk tahan lagi. Lu-luka capek ma pa. Luka mau pulang pamit aja. Bolehkn ma pa? Ka-kalo nanti luka pergi. Papa sama mama jangan nangis yah, luka nggk mau lihat papa sama mama sedih atas kepergian luka. Auu... Kepala luka udah sangat sakit.. Pa ma peluk luka untuk yang terakhir kalinya".Berlin dan farid menggelengkn kepalanya. Tidak, luka nggk boleh pergi, luka adalah putri satu² berlin dan farid. 
"syang, kamu nggk boleh bilang begitu. Kamu pasti sembuh, ayo kita ke rumah sakit nak." kata farid dengan suara yang bergetar 
"kak,  kakak nggk boleh bilang begitu kakak kan bilang kalo kakak pasti sembuh." Kata berlin sambil memeluk putri sulungnya dengan tangis yang bertambah
" papa peluk luka juga, papa nggk mau peluk luka untuk yang terakhir kalinya". 
Farid langsung menghamburkan badanya. Memeluk putrinya. Luka tak tahan lagi _papa,mama luka pamit yah_ ucap luka dalam hati. dan tanpa sadar luka melepas pelukannya secara tiba-tiba. Berlin dan Farid yang menyadari pelukan anaknya melonggar langsung mengguncang tubuh luka. 

    "Luka bangun sayang.... Luka. Luka dengar papa kan luka". Teriak farid di samping telinga putrinya.di sisi lain berlin tak henti hentinya menangis di pelukan putrinya. 
Anak yang selama ini ia rawat dan sayangi telah pergi menemui Tuhan. Tugas berlin dan Farid telah selesai, mereka masih tidak menyangka dengan kepergian luka. 
_kamu pasti sudah merasa tenang kan Sayang, kamu pasti tidak merasakan sakit lagi.kamu yang tenang yah disana. Papa sama mama sayang luka_ Gumam farid dalam hati. Lalu mencium tangan dan kening luka.

Sabtu, 10 Oktober 2020

Bodoh

 Oleh : Maydivani Pratiwi 

                 Boleh saya meminta waktumu sebentar? 2 jam saja mungkin sudah cukup. Selama ini kami tak pernah bertukar cerita sampai selama itu, kamu terus menghilang,menghilang,dan menghilang. Kamu selalu datang dengan manis dan menghilang dengan pahit. Kurasa saya memang sudah mati rasa setelah semua yang telah saya lalui, bisa-bisanya saya yang dulu selalu ingin diperhatikan menjadi tak peduli dengan hal itu. Saya selalu berpikir jika saya memang penting untuk dia, dia pasti akan datang dengan sendirinya tanpa saya beri undangan. Mungkin setelah semua yang terjadi saya mulai berpikir terbuka dan mulai lebih dewasa, kurasa seperti itu.

               Mungkin jika dipikir-pikir, saya ini bodoh sekali, membiarkan saya menyakiti diri saya sendiri, membunuh waktu yang seharusnya bisa saya pakai untuk hal yang lebih berguna daripada "Menunggu". Saya tidak pernah membiarkan diri saya sendiri memikirkan bagaimana perasaan saya hancur karena perbuatan bodoh ini. Saya hanya takut melukai perasaan orang lain tanpa saya sadari bahwa sebenarnya yang saya lakukan yaitu melukai diri saya sendiri. Saya heran mengapa saya sangat betah seperti ini,mungkin saya memang sudah tak peduli lagi dengan apapun itu, asalkan ada orang yang masih mau menerima saya, saya pasti melakukannya lagi dan lagi tanpa mengetahui bagaimana perasaan saya. Saya selalu ingin mengatakan saya tak ingin seperti itu lagi, tapi mungkin memang sifat itu sudah mendarah daging. Saya selalu mengatakan tak ingin lagi membuka pintu untuk seseorang, tapi tetap saja jika ada yang mengetuk saya selalu mempersilahkannya masuk, so stupid.

                    Sampai saat ini saya belum menemukan apa yang saya inginkan. Yang saya temui selalu saja berbeda dengan yang ada dipikiran saya, yang saya inginkan selalu pergi menghilang dan tak pernah kembali. Mungkin memang terdengar menyedihkan tapi begitulah adanya. Sebuah kata "Salam Kenal" pasti akan selalu berakhir dengan kata "Selamat Tinggal" takkan pernah ada yang abadi. Mau bagaimanapun usaha kita untuk mempertahankan seseorang, jika orang itu sudah tidak ingin ya sudah tinggalkan, dia tidak baik untukmu. Mungkin kau memang harus merasakan yang namanya kegagalan berkali kali sebelum yang memang untukmu datang. Akan ada masanya memang semesta sangat jahat dengan diri kita, tapi saat semesta sudah membiarkanmu bahagia, kau akan sangat bahagia sampai kau tidak ingin melupakannya, trust me. Dan yaa begitulah otak saya berbicara, otak yang terus menasihati saya bahkan saat diri saya tak pernah menghiraukannya. Mungkin suatu saat nanti saya akan memulai semuanya dengan "otak",yang saya harap semoga saya bisa.

Jumat, 09 Oktober 2020

PASSION OF A DISABILITY

Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Namanya Tia, dia berumur lima belas tahun, dia merupakan gadis yang ceria, senang membantu dan tidak gampang menyerah, tapi sayangnya dia adalah seorang Tunarungu. Karena kekurangannya itu tak banyak orang yang ingin berteman dengannya. Ia sering disudutkan, dan tak jarang pun ia di caci maki oleh teman sekolahnya sendiri. Tapi Tia bertekad, dia akan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki kekurangan juga bisa meraih kesuksesan. Tia Sehari hari menggunakan alat bantu untuk mendengar, Suara memang terdengar ditelingannya tetapi tidak terlalu jelas, makanya orang yang berkomunikasi dengannya harus berbicara dengan suara agak besar. Awal mula Tia mengalami hal ini saat ia berumur enam tahun, Ia terjatuh dari sepeda dan mengakibatkan benturan yang sangat keras dikepalanya dan pendengarannya pun hilang. Disekolah Tia dikenal dengan Anak yang pintar dan rajin, ia juga memiliki paras cantik dan Akhlak yang baik.Tiga tahun kemudian, setelah Tia lulus SMA, dia melanjutkan kuliah di Universitas yang berjarak kurang lebih 100 kilometer dari rumahnya, karena Jarak antara rumah dan tempat kuliahnya itu sangat jauh, Ibu Tia memutuskan untuk menyewakan sebuah kontrakan untuknya. Di Kontrakan tersebut Tia tinggal sendiri, meskipun ibunya agak cemas dengan kondisi anaknya itu, tetapi ibunya harus merelakan hal itu demi masa depan anaknya. Tiap hari dia berjalan ke kampusnya yang sekitar 1 kilometer dari kontrakannya, kadang juga dia mengendarai ojek online untuk sampai di kampusnya itu. 

 Ada satu hari, saat ia ingin menyeberangi jalan tetapi dia lupa menggunakan alat bantu dengarnya, hingga membuatnya tidak mendengarkan suara klakson dari belakangnya menuju kearahnya, tiba-tiba seorang yang laki-laki menarik tangannya dan membuatnya terhempas ke trotoar. Lalu laki-laki tersebut kembali menarik tangan Tia bermaksud ingin membantunya berdiri, laki-laki itu ternyata juga Mahasiswa dikampus Tia, tetapi laki-laki itu merupakan senior Tia, dia sudah semester akhir, Namanya adalah Bagas. Sama seperti Tia, Bagas juga perantau disini, dia meninggalkan keluarganya untuk melanjutkan pendidikannya disini, dan untuk meringankan biaya pendidikannya, Bagas bekerja di salah satu tempat yayasan disabilitas, di sana dia mengajarkan cara berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat bagi penyandang Disabilitas yang tidak bisa bicara dan mendengar. Beberapa hari kemudian, Tia diajak bersama bagas untuk jalan-jalan ke tempatnya bekerja, disana banyak sekali Penyandang Disabilitas, Dan tak sedikit juga yang sama seperti Tia, Tunarungu. Disana Tia cukup sedih melihat semua Penyandang Disabilitas itu, Dia merasa sangat bersyukur atas pemberian tuhan terhadapnya, meskipun Ia juga tunarungu, tetapi ia masih bisa mendengar dengan alat bantu, berkomunikasi, hidup bersama keluarganya dan bersekolah dengan teman-temannya. Sejak saat itu Tia meminta Bagas untuk mengajarinya berbahasa isyarat. 
 
Setelah Tia lulus kuliah dengan gelas Sarjananya, dia pun langsung melamar kerja di perkantoran, namun tak sedikit yang menolaknya akibat kekurangannya itu, tetapi usahanya pun tidak mengecewakannya, dan akhirnya dia diterima di sebuah kantor perusahaan ternama. Setelah berbulan bulan bekerja di kantor tersebut kedudukannya semakin hari, makin naik, karena kerjanya yang memuaskan membuat atasannya bangga padanya. Tetapi pada suatu hari saat kantornya mengalami krisis dana, dan satu persatu karyawan harus di PHK, Hingga Tia pun menjadi salah satu dari karyawan tersebut. Setelah menganggur selama 2 minggu, Tia mendapat panggilan dari bagas, setelah lama tidak berkomunikasi akhirnya mereka pun bertemu, Bagas dan Tia bersepakat untuk bekerja sama membangun sebuah Yayasan untuk Membantu penyandang disabilitas, khususnya yang tidak bisa bicara atau mendengar agar bisa berkomunikasi dengan Bahasa Isyarat. Setelah Yayasan tersebut dibentuk, mereka mempromosikan Yayasan mereka di berbagai Media dan akhirnya banyak yang tertarik dan mendaftarkan keluarganya dalam yayasan tersebut. Tidak membutuhkan waktu setahun untuk membuat yayasan mereka berkembang pesat, mereka sudah bisa mempekerjakan guru komunikasi untuk para disabilitas, dan Mereka juga sudah bisa menampung lebih dari 50 penyandang disabilitas, Dan makin banyak juga orang-orang yang kagum terhadap Tia dan Bagas Karena Usaha dan Kebaikannya. Berkembangnya yayasan tersebut membuat Bagas dan Tia menerima banyak tawaran kerja sama dari berbagai perusahaan. Mereka Mampu membuat kedua orang tua mereka bangga terhadapnya dan Tia juga mampu menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kekurangan juga bisa meraih kesuksesan. 

Pamit

Oleh : Muhammad Alfauzi Arif


   _dret drrt_ handphone Dina tiba² Ia meraih handphonenya dan melirik nama yang tertera. Ternyata itu adalah panggilan dari Fauzi. Dina langsung menekan ikon hijau. 

   "_Din, ada yang mau gw omongin_ ".ucap Fauzi di balik layar handphone.
"Apa?"tanya dina
" _Gw capek_ " jawab Fauzi dengan santai
Tiba-tiba perasaan Dina Nggk enak. Ia merasa ada yang tidak beres. 
" Ca-capek? Maksudnya?" Tanya dina dengan terbata².ia masih memikirkan apa yang di katakan Fauzi. 
" _Iya Gw capek dengan hubungan ini. Gw mau kita break_ "Ucapnya dengan santai. Tanpa memikirkan gimana perasaan dina. 
" lah kok langsung tiba-tiba gini. Kemarin kita baik² aja lah kenapa lo langsung minta break? Gw ada Slh sma lo?" tangis dina tak dapat ia tahan lagi. Ia terisak dalam.ia tak habis pikir dengan ucapan Fauzi. 
" _lo Nggk ada salah cuman, saya capek aja. Maaf_ "
"Zi lo candakan?iya kan?" Suara dina  terdengar sangat parau. Sakit? Yah jelas sakit.hati Dina sakit. Skit dengan apa yang baru saja di Katakan oleh Fauzi. 
" _Nggk din, Gw nggk bercanda gw serius_ "

    Diam. Dina terdiam cukup lama. Menetralisirkan pikirannya. Dina menarik nafas dalam.
"Ok, kalo itu mau lo. Gw terima" Sdh tidak ada lagi yang bisa di perbaiki sekarang. Dina sudah terlanjur sakit.. 
" _Maaf_ " Hanya satu kata yang mampu Fauzi ucapkan.
" Setelah ini, anggap aja kita tidak pernah saling kenal. Oky?" ucap dina dengan lantang yang di temani suara isakan dalam. 
" Knp?  Jdi gini caranya, setelah kita mempunya hubungan spesial dengan orang lain. Langsung Nggk mau saling kenal? Gitu?" Kata Fauzi tenang
"Nggk gitu, cuman Gw nggk habis pikir aja,hubungan kita berakhir seperti ini. Lucu yah" kata Dina dengan tawa yang dibuat²
" _Yah sekali lagi Gw minta maaf_ "
" Gw nggk tau harus maafin lo ato Nggk. Atau mungkin tidak. Rasa yang lo kasih sangat Sakit, Tapi yah Gw trima... Makasih atas Bahagia, air mata, dan kecewa yang lo berikn." Ucap dina Final. Lalu mematikan sambung Telpon tanpa mendengar balasan Fauzi. 
Siapa yang tidak merasa sakit ketika orang yang kita sayang Memutuskan hubungan secara sepuhan. Tanpa ada alasan yang logis.... 
_Awal yang menarik, akhir yang Pahit_ Gumam Dina

Kamis, 01 Oktober 2020

Nikmatin aja

Oleh:Gia Syahirah Amalia

Hidup itu pasti hanya sekali,lebih baiknya kau harus menikmati hidup dengan baik.Membuang buang waktu dengan hal yang tak penting pasti pernah semua dilakukan,lebih baiknya kurangi kegiatan yang seperti itu.Jangan pernah berhenti jadi baik,kau pasti tahu orang baik itu disukai banyak orang.Yaa tapi jika terlalu baik bisa juga dimanfaatkan,ataupun dibilang sok baik,itulah kehidupan orang orang.Dimana melihat tanpa tahu yang sebenarnya,hanya mengetahui sebuah nama tanpa tahu cerita.Tapi jangan lupa untuk selalu tersenyum, senyum itu ibadah.

Kata orang bahagia itu harus dibuat,kataku bahagia akan datang kapan saja.Tetap saja bahagia itu tidak selamanya menetap pasti akan tetap pergi.Banyak orang yang bahagia karena cinta,karena kata orang jatuh cinta itu menyenangkan.Tapi pasti orang tersebut akan tetap tersakiti oleh cinta.Itulah hidup bahagia nya seperti pasang surut,semua orang menginginkan kebahagiaan aku juga menginginkan nya.

Jadi,kalau aku sih lebih ke menikmati hidup dengan baik,susah senang nya semua harus dinikmati.Pasti ada dua tipe mengapa seseorang tidak menyukai kita,yaitu kita menikmati hidup sedangkan dia tidak menikmati hidupnya.Semua orang berhak melakukan apapun tidak ada batasan.Susah senang hidup kita tetap lah harus dinikmati jangan tergesa sampai kau tidak menikmati proses nya.

Selasa, 29 September 2020

Belajar Bersyukur

 Oleh: Maydivani Pratiwi

           Selalu saja seperti ini, semua yang direncakan dan saya sudah usahakan bahkan sampai batas kemampuan saya pun takkan pernah berjalan lancar. Mau bagaimanapun usaha saya tetap saja akan berakhir hancur. Saya tak mengerti, apakah saya pernah melakukan dosa yang sangat besar sampai sampai saya diperlakukan seperti ini. Saya bahkan sudah sangat memohon mohon tapi tetap saja. Saya sudah sangat nyaman seperti ini, tapi mengapa, dunia seakan takkan pernah berpihak pada saya. Dunia seakan membenci saya karena sesuatu,dan saya tak tau apa itu.

              Saya tahu Tuhan akan memberi saya sesuatu yang lebih baik daripada ini, tapi kenapa, kenapa saya harus melalui ini semua dulu, kenapa saya harus membuat hati saya hancur sehancur-hancurnya dulu. Sampai sekarang saya sudah tak tahu sekebal apa hati saya nanti saat saya sudah sangat sering seperti ini. Apakah saya akan tetap gelisah atau saya akan like i don't care brou, kamu tidak ada apa-apanya, saya sudah sering seperti ini, mau bagaimana kau menghancurkannya saya tak peduli, dengan memasang muka songong. Bukannya saya tidak bersyukur tapi saya juga ingin merasakan rasa yang seperti orang-orang bilang hati berdegup kencang karena seseorang. Saya selalu memohon pada Tuhan untuk mengirimkan orang yang memang untuk saya, tapi saya bingung kenapa Tuhan tetap mengirimkan saya orang yang salah, apakah Tuhan mencoba menseleksi saya?

              Sampai pada akhirnya saya sadar semua yang saya pikirkan diatas itu salah, dan itu bodoh, sangat bodoh. Masih banyak orang yang merasakan hal yang seperti saya rasakan, bahkan ada yang lebih dari ini. Saya hanya perlu bersyukur dan menikmati hidup saja, untuk apa saya memikirkan sesuatu yang tidak untuk akhirat? ahh bagaimana bisa saya melupakan hal itu. Saya masih diberi kesempatan hidup, saya masih diberi kesempatan bertemu dengan banyak orang baik, seharusnya saya harus lebih bersyukur bukan malah mengeluh seperti anak kecil, saya memang sangat bodoh. Masih belum saatnya untuk saya memikirkan hal yang tidak penting untuk kehidupan saya, hidup saya tidak hanya seputar tentang masalah hati saja, masih banyak hal yang belum saya rasakan, dan semoga saya bisa melaluinya. Saya percaya Tuhan takkan pernah memberi cobaan pada Hamba-Nya diluar kemampuan Hamba-Nya, dan saya percaya Tuhan takkan pernah meninggalkan Hamba-Nya saat Hamba-Nya sedang terpuruk. Melihat Hamba-Nya menopangkan tangan keatas dan berdoa saja sudah membuat Allah SWT. sangat bahagia, apalagi Hamba-Nya percaya bahwa ia pasti mendengar setiap doa-doa yang Hamba-Nya kirim. Cukup percaya pada kekuasaan yang diatas dan belajar bersyukur.

Pembodohan

Oleh : Muhammad Alfauzi Arif

    Tak terasa hubungan ku dengan _Dia_ sudah menginjak 4 bulan. Hubungan kami Berjalan tidak baik baik saja. Kadang Dia _care_ kadang juga Bodoh amat. Tapi aku tetap bertahan dengan sifatnya itu dan juga sudah terbiasa. Tiba-tiba ponsel ku berdering. Drett-drett!!!. Aku meraih ponsel yang ada di saku Rok ku. Dan melihat Nama yang tertera di atasnya. 
"Halo,ada apa kamu Telpon aku, tumben amat?"Tanya ku pada orang tersebut. 
"Ya ellah Rah, Nggk boleh apa klo aku telpon kamu? Kan Skli²"Jawabnya dengan santai. 
"Udah, langsung  _To the poin_ ajah. Nggk usah bacot"Ucap Sarah Dengan kesal. 
"gini lo Rah kn besok aku ada lomba kamu datang yahh".kata Reni pada Sahabtnya itu. 
"liat bsok Yah Ren. Karna bsok aku juga ada kepentingan. 
"kepentingan apa Sih Rah? Asraf? Ngapain sihh lo mau aja jadi babu Asraf. Yang jelas dia tu hanya baik jika ada maunya doang." Kesal Reni pada sahabat satunya ini. Sudah sering disakiti namun Masi aja mau di baik²in entah terbuat dari apa hati Sarah ini.
"Hmm, ok Klo nggk ada yang di bicarakan lagi aku tutup." Ucapnya

    Aku memang sudah kenal Asraf lama. Betul yang dikatakan Reni asraf memng baik kepada ku jika ada maunya doang. Dan jika tidak iya kembali memojokan sarah layaknya seorang babu...tapi aku tetap diam dan sabar karna aku bukan tipe cewek yang suka berdebat. Dan aku lebih baik mengalah jika hubungan kami bermasalah. Yahh meskipun dia salah aku yang tetap minta maaf,guna memperbaik hubungan kami. Aku sayang dia tapi aku nggak tau dia sayang aku atau tidak.yang jelas aku berjuang untuk dia. Dihargai atau tidak itu urusannya.  Skip Skip!!
Sesampai ku di rumah aku langsung berlari menuju kamarku. Aku membanting pintu dengan keras. Kejadian beberapa jam yang lalu terus terngiang di kepalaku. 
Flassback
Tak sengaja mataku tertuju pada orang yang sangat familiar. Yahh itu asraf. Tapi siapa perempuan di sampingnya itu?mereka sangat dekat bahkan terlalu. Aku berjalan menghampirinya dan menyapanya. 
"Asraf?" tanyaku
"Kenapa?ngapain lo kesini"jawabnya Dengan santai. Seakan akan tak merasa bersalah
"Siapa Perempuan yang ada di dekat kamu?"Tanyaku  dengan bibir bergetar. 
"dia Naila, pacar gw, knp?"Tanyanya sambil memeluk pinggang naila posesif. 
"Ta tapi kan alu pacar kamu.kamu kok tega sih Raf? Salah aku tu apa sma kamu. Sampai²kamu kek gini ke aku.?" bentak Ku dengan suara bergetar. 
"lo nggk ada salah kok cuman gw bosan aja sma lo. Lo tuh bego yah Rah mau aja gw manfaatin. Hahaha"Tawa Asrah dengan remeh. 
"Ok mulai sekarang kita putus". Ucapku. Sedikit membentak
"Ok"

    Flessback off
Aku sungguh tak percaya orang yang begitu aku sayangi. Tega menusuk ku dari belakang. Kurang baik apa lagi aku sama dia. Aku sudah turutin semua kemauannya.tapi apa yang ku dapatkan? Sebuah penghianatan yang sangat sakit. Aku memng bodoh. Sangat bodoh .sampai sini aku paham. Kita tidak seharusnya terlalu mencintai seseorang terlalu dalam. Karna pada dasarnya akan ada yang namanya perpisahan.

Senin, 28 September 2020

KULEPAS DENGAN IKHLAS

 Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Cuaca sangat cerah, mentari bersinar dengan silau, Dan Angin bertiup sejuk. Tapi hari ini bukan lah hari keberuntungan bagiku, hari yang begitu menyakitkan dan membuatku harus tinggal beberapa hari di rumah sakit. Karena kecerobohanku yang terlalu buru buru berangkat kesekolah, dan akhirnya terjadi hal yang tidak diharapkan, Aku terserempet sebuah motor saat tengah menyeberangi jalan, dan keadaan ini membuatku trauma. Perlahan ku buka kedua mataku, dan Kulihat ada seorang laki laki berada disamping kasur tempatku berbaring, "Alhamdulillah, kamu sudah sadar dek" ucap laki laki tersebut, Aku hanya terdiam, aku coba mengingat apa yang telah terjadi padaku, aku menyengir kesakitan merasakan luka-luka lecet yang ada di tubuhku, dan luka dalam yang kurasakan di bagian kakiku. Dan akupun tersadar ternyata laki laki tersebut adalah dokter yang merawatku. "Alhamdulillah nak, apa yg kamu rasakan sekarang? Apa Ada yang sakit? Tanya Ibuku padaku, " Tidak Bu, Aku merasa lebih baik sekarang, tetapi kepalaku agak pusing" Jawabku Lemas, "Ya sudah kamu istirahat saja dulu" balas ibuku. "kamu jangan banyak bergerak ya, istirahat yang cukup dan minum obatmu dengan teratur, agar kamu cepat pulih!!.”, pinta dokter tersebut. Aku mengangguk paham apa yang telah dikatakan kepadaku. “Ya sudah saya tinggal dulu, mari ibu.. ”, katanya smbil tersenyum pada ibuku.. Setiap hari selalu aku nanti kedatanganya untung mengecek kesehatanku.

Tiga Hari Berlalu, kurasa tubuhku sudah jauh lebih membaik, dan aku sudah bosan dirawat di rumah sakit ini, dan aku mengambil inisiatif untuk berjalan-jalan ke taman di sekitar rumah sakit tersebut, aku juga melakukan ini agar kaki ku cepat pulih kembali. Aku berjalan dengan membawa infus ditanganku, dengan langkah agak pincang. Aku terhenti saat melewati sebuah lorong kecil menuju Kamar Perawatan Teratai, disana terlihat seorang gadis tengah duduk menunduk seperti sedang menangis, aku pun perlahan mendekati gadis tersebut, "Apa yang kamu lakukan disini? Kamu baik baik saja kan? " Tanyaku bingung pada gadis tersebut, Dia memandangku dengan tatapan tajam yang mampu membuatku dapat merasakan apa yang dia rasakan. "Kamu sudah lama sakit ya?" Tanyaku Lagi. Aku duduk disampingnya dan mengelus punggungnya. "Kamu siapa? Dari mana kamu tau? Apa yang kamu lakukan disini? Kenapa kamu mendekatiku? Kamu tidak takut denganku?" Jawabnya dengan cepat. " Perkenalkan namaku sarah, aku juga pasien dirumah sakit ini dari tiga hari lalu setelah aku mengalami kecelakaan". Ternyata benar Gadis itu adalah pasien lama di rumah sakit ini. Dia mengidap penyakit yang serius di dalam paru-paru nya. Sehingga membuatnya tidak bisa sekolah dan tidak memiliki teman-teman yang banyak. Setelah menceritakan semua itu, lagi-lagi dia menangis dan akupun memeluknya untuk memberinya semangat. sejak saat itu aku mempunyai teman baru dan dia juga mempunyai semangat baru.

Selang sehari Kemudian aku pun diperbolehkan pulang oleh dokter, dan tak lupa aku berpamitan dengan teman baruku itu. Esoknya aku pun kembali bersekolah, Sesampainya di sekolah aku bertemu dengan teman sebangkuku namanya Rara, aku dan Rara telah bersepakat untuk pergi ke toko buku sepulang sekolah nanti. Rara memang adalah orang yang sangat gemar membaca novel, tiada seharipun yang Iya lewatkan tanpa membaca novel. Sepulang sekolah pun kami berangkat ke toko buku, toko buku itu Terletak tidak jauh dari rumah sakit tempatku dirawat Beberapa hari lalu, dan Aku teringat dengan teman baruku di sana, aku menceritakan tentang teman baruku itu kepada Rara, dan Rara bersedia menemaniku untuk pergi menemui temanku di rumah sakit itu. Sesampainya di rumah sakit aku menemuinya di tempat yang sama saat aku menemuinya pertama kali, Dia terlihat sangat senang dan sontak memelukku. Hampir setiap hari aku mengunjunginya di rumah sakit dan hingga pada suatu hari ia mengatakan bahwa ia sudah dibolehkan untuk pulang kerumahnya. Dan Ia memutuskan untuk melanjutkan kembali sekolahnya ditempatku Bersekolah. Tiap hari aku menjemputnya di rumahnya agar aku bisa ke sekolah bersama dengannya. Rara, aku dan dia pun Bersahabat. Bulan berganti dengan bulan, hari demi hari pun berlalu. Dan tiba di suatu hari, saat aku datang ke rumahnya untuk menjemputnya ke sekolah bersama, di depan rumahnya terlihat ada keramaian, Aku merasa cemas ada apa sebenarnya, hatiku tak menentu seperti ada sesuatu yang membuatku gelisah. Kulihat satu persatu orang yang ada disana, mereka menangis dan mereka bersedih. Ada apa ini sebenarnya, tidak mungkin ini terjadi. Aku semakin kaget melihat sebuah ambulans datang. Akupun mendekat dan melihat sahabatku keluar dari ambulans diselimuti Kain putih dengan wajah putih pucat. Seketika aku histeris menjerit tangis seakan tidak percaya dengan semua ini. Aku hanya bisa menangis mengingat betapa besar perjuangannya melawan sakitnya, dia menangis, dia menahan sakitnya sendirian. Ribuan Air mata menjadi laut saksi terakhir pertemuan kita. Inilah takdir Tuhan, tidak ada yang bisa menetang, Kita hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan. 

Sabtu, 26 September 2020

Manisnya Sebuah Hasil

 Annisa Eka Putri AD


Nabila adalah siswi teladan yang sudah memasuki semester akhir sekolah SMA, yang tandanya dia akan menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Sedangkan Nadin adalah sahabatnya yang selalu menemani Nabila saat belajar di perpustakaan, bukan untuk belajar, tapi dia lebih memilih bercengkrama dengan orang di perpus.Ujian Nasional pun sudah berakhir. Nabila, Nadin dan beberapa temannya berjalan melewati lorong sekolah menuju kelasnya. Setelah tiba di kelas, anak-anak kelas XII IPA sudah berada di bangku masing-masing, menunggu wali kelasnya membagikan amplop berisi surat kelulusan. Nabila dan Nadin saling berpelukan dibangku mereka, saling mendoakan.


Namun Nabila mendapatkan 2 amplop secara bersamaan. Setelah semua siswa mendapatkan amplopnya masing-masing, secara bersamaan siswa XII IPA membuka amplop tersebut. Kegugupan, ketegangan dan kekhawatiran saat itu pecah. Seluruh siswa lulus, wali kelaspun ikut bahagia dengan kelulusan semua siswa.“Alhamdulillah..,aku lulus” ucap Nabila saat membuka amplop pertama.“Iya aku juga lulus, Bil…” sahut Nadin.Dengan wajah penasaran Nabila membuka kembali amplop yang kedua. Dengan tangan yang gemetar dia membaca isi amplop tersebut. Ternyata isinya adalah surat diterimanya dia sebagai penerima beasiswa kuliah di Inggris.


Nadin yang tadinya hanya asik dengan bahagianya sendiri, turut ikut bahagia mengetahui bahwa sahabatnya telah mendapatkan beasiswa kuliah ke Inggris.Nadin mengetahui kalau sahabatnya ini adalah orang yang sangat giat belajar. Setiap kali jam istirahat pertama berbunyi, dia memilih untuk ke perpustakaan daripada ke kantin. Menurutnya ke kantin jam istirahat ke dua pun bisa. Jadi dia lebih memilih memanfaatkan waktunya untuk belajar di perpustakaan.Ternyata benar, tidak ada usaha yang sia-sia semuanya akan ada hasilnya, besar atau kecil.

Jamu dengan Segudang Khasiat

  By: Nasyri’ah Nur Aisyah    Apasih yang pertama kali terlintas dipikiran kalian setelah mendengar kata 'jamu'? Dalam Peraturan Men...