Minggu, 08 November 2020

Kami yang Tak Didengar

 


Oleh: Nur Suci Qalbi. M

Bertahun-tahun para pahlawan berjuang dalam medan perang melawan para penjajah, di bawah cahaya matahari yang menyilau, di bawah rintik-rintik air yang deras, mereka Tak Kenal Menyerah, yang mereka tahu hanyalah mereka harus merdeka. Rakyat dipaksa bekerja tanpa upah, disiksa, bahkan dibunuh kapan saja, betapa kejamnya para penjajah, sama sekali tidak memiliki belas kasihan. Siang malam mereka lewati dengan letusan bom, tembakan senapan yang tak henti, serta ledakan meriam yang menggebu-gebu, bahkan tidur mereka pun tak bisa tenang, Demi membela kebenaran, hidup sejahtera dan mendapatkan Kemerdekaan, dan setelah ratusan tahun berjuang dengan pertumpahan darah, akhirnya mereka bisa mewujudkan impian negeri ini dengan membuat Jepang menyerah kalah dan memerdekakan Indonesia.

Tapi semua itu hanya kejadian puluhan tahun lalu, Sekarang negeri yang sudah susah payah dulu diperjuangkan, kini telah jauh berbeda, banyak para pemimpin sudah lupa, Mementingkan diri sendiri dengan aset negara, yang katanya wakil rakyat sekarang tidak lagi mendengar keluhan rakyat, membuat aturan yang jauh dari kata keadilan, sanubari melawan rasa ingin menolak, Jiwa kami serasa tak mau berhenti memberontak, berkumpul bersatu untuk menyerukan pendapat namun mulut-mulut kami tak didengar berteriak, dan otoritas hanya menyeru lantak. Ribuan suara ingin mengkritik, Tetapi semuanya dibungkam seakan tercekik, para petinggi negeri itu seperti tuli atas polemik, penuh alasan dan berdusta dengan cara cara licik.

Negeri ini di ujung kehancuran, pemuda yang berunjuk rasa diabaikan bahkan kembali di serang, sementara para wakil rakyat itu dengan enaknya, dengan santainya duduk dalam ruangan ber AC sambil menyilangkan kaki, tuli dengan apa yang terjadi diluar sana. Keadilan Hangus dibawa bayangan, petinggi petinggi itu hanya kiasan, bahkan tidak pantas untuk diberi kehormatan, membiarkan rakyatnya kesusahan, dan mereka tidak menghiraukan, apa yang harus kami lakukan? Haruskah kami membiarkan ini terjadi begitu saja, apakah kami akan hancur dengan sia sia? Banyak orang yang kelaparan, banyak orang yang tidak punya pekerjaan karena tidak berpendidikan, bisakah negara ini menjadi negera maju? Jika rakyatnya yang sudah susah ditambah makin jadi menderita. Tidakkah mereka ingat seberapa besar perjuangan pahlawan yang mati matian membangun negeri ini? Betapa sedihnya pahlawan kita melihat kondisi negeri kita saat ini. Cepatlah kembali Indonesiaku yang Dulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamu dengan Segudang Khasiat

  By: Nasyri’ah Nur Aisyah    Apasih yang pertama kali terlintas dipikiran kalian setelah mendengar kata 'jamu'? Dalam Peraturan Men...