Oleh : Maydivani Pratiwi
Boleh saya meminta waktumu sebentar? 2 jam saja mungkin sudah cukup. Selama ini kami tak pernah bertukar cerita sampai selama itu, kamu terus menghilang,menghilang,dan menghilang. Kamu selalu datang dengan manis dan menghilang dengan pahit. Kurasa saya memang sudah mati rasa setelah semua yang telah saya lalui, bisa-bisanya saya yang dulu selalu ingin diperhatikan menjadi tak peduli dengan hal itu. Saya selalu berpikir jika saya memang penting untuk dia, dia pasti akan datang dengan sendirinya tanpa saya beri undangan. Mungkin setelah semua yang terjadi saya mulai berpikir terbuka dan mulai lebih dewasa, kurasa seperti itu.
Mungkin jika dipikir-pikir, saya ini bodoh sekali, membiarkan saya menyakiti diri saya sendiri, membunuh waktu yang seharusnya bisa saya pakai untuk hal yang lebih berguna daripada "Menunggu". Saya tidak pernah membiarkan diri saya sendiri memikirkan bagaimana perasaan saya hancur karena perbuatan bodoh ini. Saya hanya takut melukai perasaan orang lain tanpa saya sadari bahwa sebenarnya yang saya lakukan yaitu melukai diri saya sendiri. Saya heran mengapa saya sangat betah seperti ini,mungkin saya memang sudah tak peduli lagi dengan apapun itu, asalkan ada orang yang masih mau menerima saya, saya pasti melakukannya lagi dan lagi tanpa mengetahui bagaimana perasaan saya. Saya selalu ingin mengatakan saya tak ingin seperti itu lagi, tapi mungkin memang sifat itu sudah mendarah daging. Saya selalu mengatakan tak ingin lagi membuka pintu untuk seseorang, tapi tetap saja jika ada yang mengetuk saya selalu mempersilahkannya masuk, so stupid.
Sampai saat ini saya belum menemukan apa yang saya inginkan. Yang saya temui selalu saja berbeda dengan yang ada dipikiran saya, yang saya inginkan selalu pergi menghilang dan tak pernah kembali. Mungkin memang terdengar menyedihkan tapi begitulah adanya. Sebuah kata "Salam Kenal" pasti akan selalu berakhir dengan kata "Selamat Tinggal" takkan pernah ada yang abadi. Mau bagaimanapun usaha kita untuk mempertahankan seseorang, jika orang itu sudah tidak ingin ya sudah tinggalkan, dia tidak baik untukmu. Mungkin kau memang harus merasakan yang namanya kegagalan berkali kali sebelum yang memang untukmu datang. Akan ada masanya memang semesta sangat jahat dengan diri kita, tapi saat semesta sudah membiarkanmu bahagia, kau akan sangat bahagia sampai kau tidak ingin melupakannya, trust me. Dan yaa begitulah otak saya berbicara, otak yang terus menasihati saya bahkan saat diri saya tak pernah menghiraukannya. Mungkin suatu saat nanti saya akan memulai semuanya dengan "otak",yang saya harap semoga saya bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar