Namanya Tia, dia berumur lima belas tahun, dia merupakan gadis yang ceria, senang membantu dan tidak gampang menyerah, tapi sayangnya dia adalah seorang Tunarungu. Karena kekurangannya itu tak banyak orang yang ingin berteman dengannya. Ia sering disudutkan, dan tak jarang pun ia di caci maki oleh teman sekolahnya sendiri. Tapi Tia bertekad, dia akan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki kekurangan juga bisa meraih kesuksesan. Tia Sehari hari menggunakan alat bantu untuk mendengar, Suara memang terdengar ditelingannya tetapi tidak terlalu jelas, makanya orang yang berkomunikasi dengannya harus berbicara dengan suara agak besar. Awal mula Tia mengalami hal ini saat ia berumur enam tahun, Ia terjatuh dari sepeda dan mengakibatkan benturan yang sangat keras dikepalanya dan pendengarannya pun hilang. Disekolah Tia dikenal dengan Anak yang pintar dan rajin, ia juga memiliki paras cantik dan Akhlak yang baik.Tiga tahun kemudian, setelah Tia lulus SMA, dia melanjutkan kuliah di Universitas yang berjarak kurang lebih 100 kilometer dari rumahnya, karena Jarak antara rumah dan tempat kuliahnya itu sangat jauh, Ibu Tia memutuskan untuk menyewakan sebuah kontrakan untuknya. Di Kontrakan tersebut Tia tinggal sendiri, meskipun ibunya agak cemas dengan kondisi anaknya itu, tetapi ibunya harus merelakan hal itu demi masa depan anaknya. Tiap hari dia berjalan ke kampusnya yang sekitar 1 kilometer dari kontrakannya, kadang juga dia mengendarai ojek online untuk sampai di kampusnya itu.
Ada satu hari, saat ia ingin menyeberangi jalan tetapi dia lupa menggunakan alat bantu dengarnya, hingga membuatnya tidak mendengarkan suara klakson dari belakangnya menuju kearahnya, tiba-tiba seorang yang laki-laki menarik tangannya dan membuatnya terhempas ke trotoar. Lalu laki-laki tersebut kembali menarik tangan Tia bermaksud ingin membantunya berdiri, laki-laki itu ternyata juga Mahasiswa dikampus Tia, tetapi laki-laki itu merupakan senior Tia, dia sudah semester akhir, Namanya adalah Bagas. Sama seperti Tia, Bagas juga perantau disini, dia meninggalkan keluarganya untuk melanjutkan pendidikannya disini, dan untuk meringankan biaya pendidikannya, Bagas bekerja di salah satu tempat yayasan disabilitas, di sana dia mengajarkan cara berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat bagi penyandang Disabilitas yang tidak bisa bicara dan mendengar. Beberapa hari kemudian, Tia diajak bersama bagas untuk jalan-jalan ke tempatnya bekerja, disana banyak sekali Penyandang Disabilitas, Dan tak sedikit juga yang sama seperti Tia, Tunarungu. Disana Tia cukup sedih melihat semua Penyandang Disabilitas itu, Dia merasa sangat bersyukur atas pemberian tuhan terhadapnya, meskipun Ia juga tunarungu, tetapi ia masih bisa mendengar dengan alat bantu, berkomunikasi, hidup bersama keluarganya dan bersekolah dengan teman-temannya. Sejak saat itu Tia meminta Bagas untuk mengajarinya berbahasa isyarat.
Setelah Tia lulus kuliah dengan gelas Sarjananya, dia pun langsung melamar kerja di perkantoran, namun tak sedikit yang menolaknya akibat kekurangannya itu, tetapi usahanya pun tidak mengecewakannya, dan akhirnya dia diterima di sebuah kantor perusahaan ternama. Setelah berbulan bulan bekerja di kantor tersebut kedudukannya semakin hari, makin naik, karena kerjanya yang memuaskan membuat atasannya bangga padanya. Tetapi pada suatu hari saat kantornya mengalami krisis dana, dan satu persatu karyawan harus di PHK, Hingga Tia pun menjadi salah satu dari karyawan tersebut. Setelah menganggur selama 2 minggu, Tia mendapat panggilan dari bagas, setelah lama tidak berkomunikasi akhirnya mereka pun bertemu, Bagas dan Tia bersepakat untuk bekerja sama membangun sebuah Yayasan untuk Membantu penyandang disabilitas, khususnya yang tidak bisa bicara atau mendengar agar bisa berkomunikasi dengan Bahasa Isyarat. Setelah Yayasan tersebut dibentuk, mereka mempromosikan Yayasan mereka di berbagai Media dan akhirnya banyak yang tertarik dan mendaftarkan keluarganya dalam yayasan tersebut. Tidak membutuhkan waktu setahun untuk membuat yayasan mereka berkembang pesat, mereka sudah bisa mempekerjakan guru komunikasi untuk para disabilitas, dan Mereka juga sudah bisa menampung lebih dari 50 penyandang disabilitas, Dan makin banyak juga orang-orang yang kagum terhadap Tia dan Bagas Karena Usaha dan Kebaikannya. Berkembangnya yayasan tersebut membuat Bagas dan Tia menerima banyak tawaran kerja sama dari berbagai perusahaan. Mereka Mampu membuat kedua orang tua mereka bangga terhadapnya dan Tia juga mampu menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kekurangan juga bisa meraih kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar