Rintik hujan membasahi, serpihan kayu melapuk, dan burung burung beterbangan mencari tempat berteduh. Di hari-hari hari penghujung tahun ini sungguh misteri, terkadang sangat terik, dan kadang juga jadi sangat sejuk karena hujan. Saat ini pada jam dinding terlihat waktu menunjukkan pukul 15.42 WITA. Keadaan sekitar rumahku sangat sepi, meski bising akan suara rintik hujan yang turun tak beraturan, dan sekali kali terdengar juga suara mobil yang melintas didepan rumahku. Saat ini aku merasa sangat Dilema, kepalaku pening, jemariku kaku dan badanku agak lemas, aku tersandar di dinding kamar, di samping jendela sembari menghitung rintik rintik hujan yang tidak ku ketahui berapa banyaknya, meski sudah ku coba beberapa kali untuk mengamati tiap rintik hujan yang turun, aku juga tetap tidak mengetahui berapa rintik hujan saat itu, Sungguh hal yang sangat tidak berguna untuk di lakukan. Mengingat banyaknya hal yang harus aku selesaikan, pikiranku langsung buyar, tatapanku yang tadinya hanya tertuju ke luar jendela langsung tertatap pada meja belajar, Kepalaku yang tadinya pening langsung tegak, dan badanku yang sebelumnya agak lemas seketika Strong.
Aku teringat pada Tugasku yang sangat menumpuk, seakan tugas-tugas itu sudah membentuk gunung yang menjulang tinggi. "Huh, Ya Tuhan, Kapankah tugas ini bisa selesai semua, aku sudah sangat bosan mengerjakannya, sementara para Guruku tidak pernah bosan memberikanku tugas" Ocehanku sementara berjalan ke Meja belajar, ku ambil pulpen dan kembali mengerjakan tugasku, sekitar 30 menit ku kerjakan, tanganku sudah sangat kaku dan loyo, aku berinisiatif mengistirahatkan sejenak tanganku, dan kepalaku kusandarkan ke Sandaran kursi yang ku gunakan, sambil memejamkan mata, dan betapa kagetnya aku melihat sosok wanita dihadapan ku, mengenakan baju berwarna putih dan memegang sebuah tongkat, Dia layaknya seperti seorang peri di cerita-cerita dongeng. Aku sama sekali tidak menyangka hal ini akan terjadi padaku, Awalnya aku takut mendekatinya, tetapi saat peri itu melontarkan pertanyaan kepadaku, aku menjadi yakin bahwa dia memang seorang peri asli. Dia menanyakan padaku tiga hal yang sangat aku inginkan, dan saat itu aku menjawab " Pertama Aku ingin Handphone yang sangat canggih dan mewah dan bagus untuk digunakan bermain Game Online, yang kedua aku ingin memiliki banyak kouta internet yang tidak terbatas dan aku bisa menggunakannya sepuas ku, dan yang ketiga.... Hmmm.... Apa yah?" Akupun bingung, apa yang harus ku minta lagi, dan saat mataku tertuju pada meja belajar, aku pun berfikir untuk meminta pada peri tersebut agar semua tugasku selesai pada saat ini juga.
Peri itu mengiyakan semua permintaanku, Tetapi dia memberi syarat untukku, syaratnya adalah aku harus rajin dan tidak akan bermalas-malasan lagi, Mendengar syarat yang gampang seperti itu, aku langsung mengiyakan syarat tersebut tanpa berpikir panjang. Aku sangat senang pada saat itu, Peri itu menyuruhku untuk memejamkan mataku, dan dia bilang saat aku membuka mataku kembali, apa yang aku inginkan, akan ada di depanku. Dan akupun menuruti kata peri itu. Tetapi, karena naif nya diriku, saat aku membuka mata, peri itu sudah hilang dari hadapanku, dan aku merasa tubuhku sangat pegal, mataku sangat sayu, seakan baru saja terbangun dari tidurku dan dari jendela terlihat hujan sudah mereda. Dan saat aku melihat ke meja di depanku, tidak ada satupun permintaanku yang terwujud, tidak ada handphone dan kouta internet sama sekali, bahkan Tugasku masih di atas meja belajar, dan belum ada yang selesai satupun. Beberapa menit kemudian aku baru menyadari bahwa hal yang kualami tadi itu hanyalah mimpi, meski sedikit kecewa tetapi dari kejadian tersebut aku dapat memahami bahwa untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita harus rajin dan pantang menyerah agar bisa mewujudkan impian kita. Kemudian aku kembali mengerjakan tugasku dan menyelesaikan semuanya karena waktu sudah menjelang malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar